Hemoglobin Rendah Jelang Persalinan, Apa yang Harus Dilakukan?
Hemoglobin ibu hamil disebut rendah apabila kurang dari 11 gram/dL
6 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kadang hemoglobin (Hb) rendah atau anemia memang kerap terjadi pada ibu hamil, termasuk saat menjalani kehamilan di trimester tiga. Kondisi tersebut dapat diketahui saat tes darah rutin atau berbagai keluhan yang dirasakan selama kehamilan di antaranya mudah lelah.
Hemoglobin ibu hamil disebut rendah apabila kurang dari 11 gram/dL. Meski kondisi tersebut tergolong sesuatu yang wajar, Mama tetap perlu waspada jika kadar hemoglobin masih rendah jelang persalinan.
Mama perlu memahami cara mengatasi risiko hemoglobin rendah agar si Kecil dapat terlahir sehat. Sebab, hemoglobin rendah memiliki risiko tinggi jika melakukan persalinan normal.
Kali ini Popmama.com telah merangkum penjelasan seputar penyebab hemoglobin rendah dan cara mengatasinya, sehingga Mama dan si Kecil bisa melewati proses persalinan dengan lancar.
Yuk Ma, diperhatikan!
Penyebab Hemoglobin Rendah
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mengatasi hemoglobin rendah, Mama perlu memahami terlebih dahulu kadar Hb normal pada ibu hamil.
Badan kesehatan dunia (WHO) telah melansir patokan kadar Hb normal pada ibu hamil yakni 11,6-13,9 gram/dL pada kehamilan trimester pertama. Kemudian, 9,7-14,8 gram/dL pada kehamilan trimester kedua dan 9,5-15 gram/dL pada kehamilan trimester ketiga.
Hemoglobin bisa menurun apabila Mama kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin B12. Hemoglobin rendah akan membuat organ-organ tubuh kekurangan pasokan oksigen.
Anemia ringan umumnya tidak menunjukkan gejala dan tidak membahayakan perkembangan janin dalam kandungan. Namun, kondisi hemoglobin rendah perlu diwaspadai jika terjadi jelang persalinan.
Editors' Pick
Risiko Hemoglobin Rendah Jelang Persalinan
Hemoglobin rendah bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi terhambat sehingga bayi terlahir dengan anemia. Kemudian, ketuban dapat pecah dini dan bayi lahir secara prematur atau dengan berat badan rendah.
Bayi yang lahir dengan kondisi anemia bisa mengalami gangguan tumbuh kembang pada masa kanak-kanak. Kemudian, kondisi Mama pasca persalinan juga terganggu. Daya tahan tubuh mama menurun sehingga lebih rendah terserang infeksi.
Oleh karena itu, Mama yang melahirkan dalam kondisi hemoglobin rendah akan menjalani perawatan lebih lama. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan.