HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus perusak sistem kekebalan tubuh yang bisa menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani serta ASI. Virus pun dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.
Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan bahkan kematian. Ibu hamil yang dinyatakan positif HIV pada dasarnya juga dapat menularkan infeksi ke janin di dalam kandungan.
Untuk menghindarinya, tes HIV menjadi satu satunya cara agar lebih mengetahui secara pasti apakah Mama mengidap HIV atau tidak. Tes pun sebaiknya perlu dilakukan demi kesehatan dan perkembangan janin.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah menyiapkan ulasan mengenai dampak HIV bagi ibu hamil dan janin.
Simak informasi selengkapnya yuk, Ma!
Deretan Dampak Buruk HIV bagi Ibu Hamil dan Janin
Editors' Pick
1. Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Freepik/user15285612
Perlu diingat bahwa HIV mempunyai dampak besar kepada sistem imunitas seseorang. Menurunnya sistem kekebalan atau imunitas tubuh ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan.
Padahal sistem kekebalan melindungi tubuh ibu hamil, sehingga bisa terhindar dari penularan penyakit atau infeksi yang datang dengan sendirinya. Bila ibu hamil terjangkit HIV, maka dapat berpengaruh pada penurunan sistem kekebalan tubuh. Secara otomatis, kondisi tersebut juga berdampak pada kesehatan janin.
Lemahnya sistem imunitas membuat pertahanan tubuh Mama tidak bisa menangkal berbagai infeksi dan mudah terkena penyakit.
2. Meningkatkan risiko keguguran
Freepik/senivpetro
Pembukaan serviks merupakan tahap awal ketika akan melahirkan, yuk kenali tandanya
Dikutip dari laman Very Well Family, di masa lalu pada saat belum adanya pengobatan efektif untuk mencegah HIV, ibu hamil berisiko mengalami keguguran akibat terjangkit infeksi HIV.
Lalu sebuah studi dari Inggris, mengamati 31 hasil penelitian pada perempuan yang terinfeksi HIV. Hasilnya mengungkapkan bahwa perempuan hamil dengan tes positif HIV berisiko empat kali lebih mungkin mengalami kehamilan yang mengakibatkan janin keguguran.
Namun bila segera mendapatkan perawatan yang tepat, ibu hamil dengan HIV masih bisa mendapatkan peluang untuk dapat melahirkan bayi yang sehat.
3. Meningkatkan risiko bayi lahir mati
Freepik/lookstudio
Berdasarkan sebuah studi dari International Journal of Obstetrics and Gynaecology, ada hubungan antara HIV dan kelahiran bayi pada ibu hamil terjangkit infeksi. Meskipun hasil hubungan tidak terlalu kuat, infeksi HIV tetap dapat berisiko meningkatkan bayi lahir mati.
Kondisi seperti ini biasa ditemukan pada negara-negara berkembang, tampaknya ada peningkatan nyata dengan angka yang besar dalam kematian bayi baru lahir akibat sang Mama terjangkit HIV.
4. Berpotensi menularkan penyakit infeksi kepada bayi
Freepik/prostooleh
Selain lewat berhubungan seksual dan jarum suntik, penularan HIV juga dapat terjadi melalui kehamilan.
Bayi yang dikandung oleh ibu hamil penderita HIV berpotensi menularkan infeksinya kepada bayi saat hamil lewat plasenta. Meskipun risiko tertular rendah, tetapi tidak ada salahnya untuk melakukan pengobatan selama kehamilan.
Tidak sampai disitu, dikutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, bayi yang mendapatkan penyakit HIV sebagian besar juga dapat tertular saat menjalani proses persalinan.
Selama persalinan berlangsung, bayi dapat terpapar virus lewat darah, cairan ketuban yang pecah, cairan vagina, atau cairan tubuh Mama lainnya. Hal inilah yang membuat risiko penularan HIV ke bayi meningkat.
Jadi itulah beberapa gambaran dari dampak buruk HIV kepada ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Perlu diingat, bila Mama terjangkit HIV jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter.
Biasanya dokter akan menganjurkan untuk tes HIV secepatnya. Dari pemeriksaan tersebut, Mama juga bisa mengetahui keberadaan penyakit seksual lainnya, seperti hepatitis C dan sifilis.
Semoga informasi terkait dampak HIV bagi ibu hamil dan janin bisa memberikan sebuah pengetahuan baru ya, Ma.