Penyebab dan Gejala Abortus Inkomplit, Keguguran dengan Janin Tersisa
Jika hal ini terjadi, apa yang harus dilakukan?
9 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keguguran adalah sebuah hal yang sangat ditakuti oleh setiap orangtua, khususnya bagi ibu hamil.
Apalagi jika keguguran tersebut juga menyebabkan komplikasi tertentu yang membahayakan nyawa sang Mama.
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah abortus inkomplit. Pernah dengar apa itu abortus inkomplit?
Nah, untuk mengetahui lebih dalam mengenai abortus inkomplit, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya.
1. Apa itu abortus inkomplit?
Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran tetapi tidak seluruh janin ikut luruh. Masih ada sisa-sisa jaringan kehamilan yang tertinggal di dalam. Abortus terjadi ketika usia kehamilan di bawah 20 minggu. Jika terjadi abortus inkomplit, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk memastikan dan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui seberapa banyak sisa jaringan yang masih tertinggal di rahim.
Pasien dengan abortus inkomplit akan merasakan sakit perut dan perdarahan parah. Umumnya, selaput ketuban pecah terlebih dahulu, kemudian mulut rahim pun terbuka dan akhirnya menipis.
Editors' Pick
2. Penyebab abortus inkomplit
Penyebab abortus atau keguguran pada intinya adalah karena janin tidak berkembang sempurna di dalam rahim. Hal ini terutama terjadi ketika usia kehamilan berada di trimester pertama. Pada dasarnya, penyebab abortus inkomplit sama dengan keguguran lainnya.
Salah satu penyebab keguguran adalah adanya masalah plasenta. Penyebab lainnya adalah karena adanya sel telur dan sel sperma yang rusak, atau gangguan kromosom maupun kelainan genetik pada janin.
Keguguran juga mungkin dapat terjadi karena adanya faktor eksternal. Kondisi dari luar ini biasanya memungkinkan janin gugur pada usia trimester kedua.
Faktor-faktor eksternal tersebut misalnya:
- Terlalu gemuk atau kurang gizi
- Pola hidup yang buruk
- Menggunakan narkoba
- Merokok
- Mengalami kecelakaan seperti tabrakan maupun terjatuh
- Mengalami infeksi
- Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkendali
- Keracunan makanan
- Kehamilan di usia lebih dari 35 tahun
- Tekanan darah yang terlalu tinggi
3. Gejala yang dirasakan sebelum mengalaminya
Keguguran di trimester pertama biasanya diakibatkan oleh ketidaknormalan kromosom.
Penyebab mengapa abortus inkomplit terjadi masih belum jelas, namun kondisi ini sering terjadi. Sebaliknya, abortus komplit jarang terjadi.
Gejala utama dari abortus inkomplit adalah:
- Perdarahan
- Kram pada abdominal
Pada kebanyakan kasus, setelah diagnosis abortus inkomplit dilakukan, secara perlahan jaringannya akan keluar dengan sendirinya, meski membutuhkan waktu.
Namun terkadang, ada jaringan-jaringan yang tetap tertinggal di rahim dan harus dikeluarkan dengan operasi atau pengobatan lainnya.
4. Penanganan pada pasien abortus inkomplit
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit, diantaranya adalah:
- Prosedur operasi yang disebut dilasi dan kuretase (D&C)
- Mengonsumsi obat misoprostol (cytotec)
- Menunggu tubuh mengeluarkan sisa jaringan-jaringannya secara alami
Penelitian menunjukkan bahwa ketiga metode di atas memiliki tingkat keefektifan yang sama untuk abortus inkomplit trimester pertama.
Untuk menentukannya, diperlukan pendapat dan preferensi perempuan yang mengandung, bersama dengan rekomendasi dokter tergantung dengan kondisinya.
Namun sebagai pertimbangan, berikut beberapa penjelasan detailnya:
Menunggu jaringan keluar secara alami
Untuk bisa menunggu jaringan keluar secara alami, diperlukan pemeriksaan ketat, rutin, dan teliti dari dokter.
Memang, pada kebanyakan kasus tubuh secara alami mengeluarkan sisa-sisa jaringan embrio tersebut tanpa masalah.
Metode ini merupakan yang paling invasif dan alami. Namun, metode ini juga memiliki risiko tinggi abortus inkomplit yang lebih berbahaya dan risiko operasi D&C yang tidak direncanakan.
Metode alami ini juga memiliki risiko perdarahan parah yang lebih tinggi. Perdarahan tersebut bisa berbahaya jika terlalu berat dan tidak kunjung berhenti.
Jika perdarahan tersebut tidak bisa dikontrol, transfusi darah diperlukan.
Metode operasi D&C
Operasi D&C bisa dilakukan jika perempuan yang mengalami keguguran memilihnya atau untuk mencegah dan menghentikan pedarahan berat.
Pada operasi D&C, dokter akan menggunakann alat kecil dan obat untuk membuka serviks supaya bisa memperoleh akses ke rahim. Prosedur ini dilakukan menggunakan anestesi umum.
Ketika sudah terakses ke rahim, dokter akan menggunakan kuret untuk mengikis sisi-sisi rahim dan mengumpulkan jaringan-jaringan sisa embrio yang masih tertinggal.
Kuret yang digunakan bisa bersifat tajam atau menggunakan suction. Walaupun D&C pada umumnya adalah prosedur yang aman, tetap ada potensi risiko akibat operasi ini.
Berikut beberapa risiko komplikasi akibar prosedur D&C:
- Perdarahan
- Komplikasi anestesi
- Kerusakan pada serviks
- Evakuasi inkomplit dari sisa-sisa jaringan
- Perforasi uterus
- Infeksi
Luka pada dinding rahim yang bisa menyebabkan kondisi langka yang disebut sindrom asherman.
Sindrom ini terkadang bisa menyebabkan keguguran pada kehamilan selanjutnya, ketidaksuburan, atau kelahiran prematur pada kehamilan selanjutnya.
Perempuan yang terus mengalami perdarahan hingga berhari-hari setelah prosedur D&C atau mengalami keputihan yang tidak normal harus segera memeriksakannya dokter.
Gejala lain akibat D&C yang perlu diwaspadai adalah nyeri dan kram pada abdominal yang tidak kunjung berhenti.
Pengobatan oral dengan misoprostol
Untuk pengobatan oral, misoprostol (cytotec) adalah obat pil yang bisa diberikan kepada perempuan yang mengalami keguguran.
Obat ini bisa dikonsumsi menggunakan 3 cara, yaitu lewat mulut, dimasukkan ke dalam vagina, atau diletakkan di bawah lidah (lalu dibiarkan hingga larut).
Misoprostol memiliki beberapa efek samping seperti nyeri pada abdominal, mual dan muntah, serta diare.
Meskipun pada kebanyakan kasus misoprostol cukup ampuh, untuk beberapa perempuan, obat ini tidak efektif dan diperlukan prosedur D&C.
Secara keseluruhan, menggunakan pil ini memiliki kelebihan dengan risiko lebih rendah menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi. Namun, risiko perdarahannya lebih tinggi.
Jika Mama mengalami abortus inkomplit, diskusikan baik-baik dengan dokter dan sesuaikan dengan preferensi sendiri.
Jangan terlalu terburu-buru membuat keputusan jika kondisinya tidak terlalu mendesak, karena kesehatan Mama lah yang harus menjadi prioritas utama.
5. Kapan bisa hamil lagi?
Jangan khawatir, meski pernah mengalami abortus inkomplit, Mama masih bisa segera merencanakan kehamilan lagi.
Setelah mengalami keguguran, Mama tetap dapat hamil dengan normal dan sehat. Namun, disarankan untuk menunggu masa menstruasi normal kembali.
Paling tidak, setelah satu kali menstruasi, Mama baru dapat merencanakan kehamilan lagi.
Pada perempuan yang mengalami keguguran secara berulang, umumnya dokter akan meminta Mama melakukan tes lanjutan untuk memastikan penyebabnya.
Bila ditemukan suatu kondisi yang menjadi penyebab keguguran, dapat ditangani terlebih dahulu, sehingga kehamilan berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik.
Nah, itulah beberapa informasi penting mengenai abortus inkomplit. Abortus inkomplit hanya satu dari sekian banyaknya jenis keguguran yang dapat terjadi.
Namun, jangan putus asa ketika mengalaminya. Mama dapat berkonsultasi ke dokter untuk program kehamilan selanjutnya.
Tetap semangat, Ma!
Baca juga:
- Cara Menghitung Masa Subur Setelah Keguguran Agar Cepat Hamil
- 3 Tanda Keguguran yang Paling Diwaspadai!
- Apakah Setiap Ibu Hamil Keguguran Harus Dikuret?