Bagi orangtua yang sedang menantikan kelahiran anaknya, maka hal terpenting yang paling diperhatikan ialah masalah kesehatan sang Mama dan bayinya.
Diharapkan, semuanya dapat berjalan lancar selama masa kehamilan hingga proses persalinan berlangsung. Meskipun begitu, namun akan ada banyak hal yang bisa saja terjadi pada ibu hamil dan bayi di masa kehamilan.
Salah satu kemungkinannya adalah muncul kista di indung telur (kista ovarium) pada ibu hamil. Hal ini tentu membuat calon orangtua merasa gugup dan khawatir.
Nah, agar Mama bisa memahami lebih jauh apa itu kista yang muncul pada ibu hamil dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kehamilan, simak penjelasannya dari Popmama.com berikut ini.
1. Apa itu kista ovarium?
Pixabay/Fotorech
Kista ovarium adalah sejenis tumor jinak. Jarang sekali kista di indung telur bersifat ganas. Kista pada rahim berupa kantong yang terisi cairan atau zat yang agak padat. Biasanya kista ini muncul di indung telur yang terletak di sisi kanan dan kiri rahim ibu hamil. Muncul kista adalah hal yang umum terjadi, bahkan pada ibu hamil.
Biasanya kista sudah terbentuk sebelum terjadinya pembuahan. Akan tetapi, kista tersebut belum terdeteksi sampai ibu hamil melakukan tes ultrasound untuk memeriksakan kehamilan.
Pada beberapa kasus, bahkan kemunculan kista tidak disadari dan akan hilang dengan sendirinya.
Ada dua jenis kista yang muncul di indung telur ibu hamil. Jenis kista yang paling sering ditemukan adalah kista ovarium fungsional dan sifatnya tidak berbahaya atau mengancam. Jenis yang lain adalah kista ovarium patologis.
Jenis kista ini adalah tumor yang bisa bersifat jinak maupun ganas. Seiring berjalannya waktu, kista ovarium patologis akan terus bertambah besar jika tidak terdeteksi dan tidak diberi penanganan yang tepat.
Editors' Pick
2. Gejala kista saat hamil
Pixabay/Greyerbaby
Apabila pada indung telur Mama muncul kista, gejala yang harus diperhatikan adalah rasa sakit di abdomen (bagian perut) dan panggul.
Namun, jika kista ovarium semakin membesar, maka Mama perlu mewaspadai tanda-tanda yang lebih serius seperti:
Nyeri pada tulang ekor
Sangat cepat kenyang
Rasa kembung
Sering buang air kecil
Rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual
Hati-hati karena tanda-tanda ini sangat mirip dengan kondisi ibu hamil pada umumnya, sehingga banyak ibu hamil mengabaikan gejala muncul kista ovarium.
Segera periksakan diri ke dokter jika Mama merasa ada perubahan yang tidak wajar pada masa kehamilan.
3. Pengaruh kista ovarium pada kehamilan
Freepik/Pressfoto
Setelah mendeteksi kemunculan kista di indung telur, biasanya dokter akan memantau dulu perkembangan kista tersebut untuk menentukan tindakan yang diperlukan.
Pasalnya, kista saat hamil tak tentu menyebabkan masalah atau komplikasi pada kehamilan.
Jika ukuran kista ovarium pada ibu hamil kecil dan tak berbahaya, Mama hanya akan diminta rutin periksa ke dokter kandungan dan menjalani tes ultrasound untuk melihat apakah kista sudah makin mengecil atau hilang seluruhnya.
Kista di indung telur bisa saja hilang sendiri karena pecah. Biasanya pecahnya kista yang berukuran kecil tidak akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda apa pun pada ibu hamil.
Namun, jika kista ovarium yang pecah atau terpuntir berukuran cukup besar (di atas 8 sentimeter), ibu hamil akan tiba-tiba merasakan sakit yang cukup parah.
Pada beberapa kasus, pecahnya kista ovarium bisa menyebabkan perdarahan dalam yang sering disalahpahami sebagai keguguran.
Pada kenyataannya, janin dalam kandungan tidak akan terganggu saat kista di indung telur pecah atau terpuntir.
4. Apakah kista saat hamil perlu dioperasi?
Pexels/Vidal balielo jr.
Jika kista ovarium yang dideteksi tidak akan membahayakan kandungan atau menghalangi jalan keluarnya bayi saat persalinan, operasi pengangkatan kista ovarium yang tak kunjung mengecil atau hilang bisa dilakukan kira-kira tiga bulan setelah melahirkan.
Ibu hamil perlu berhati-hati jika dokter mendiagnosis kista ovarium Mama berisiko pada kehamilan.
Kista yang sudah terlalu besar bisa menekan rongga perut dan menyebabkan sesak napas.
Ada juga kasus di mana kista yang tumbuh berisiko menghalangi jalan keluarnya bayi dari kandungan saat persalinan.
Biasanya operasi ini akan dilakukan setelah usia kehamilan sudah sekitar 5 bulan untuk menghindari risiko keguguran.
Kalau usia kehamilan sudah cukup dewasa dan dokter melihat bahwa perkembangan bayi sudah sempurna, biasanya Mama akan disarankan untuk menjalani operasi caesar.
Selain itu, jika kista yang ditemukan di indung telur telah berkembang menjadi tumor ganas dan berpotensi menjadi kanker ovarium, dokter mungkin menyarankan pengangkatan kista lewat bedah laparoskopi pada usia kehamilan berapa pun.
Namun, kasus ini sangat jarang terjadi. Kemungkinannya sangat kecil, yaitu 1 kasus di antara 32.000 kehamilan.
5. Makanan untuk ibu hamil penderita kista
Pexels/Aaron
Ibu hamil dengan kista di rahimnya tentu bukan kasus biasa. Jika sudah begini, pola hidup sehat harus diterapkan, demikian pula dengan makanan yang dikonsumsi.
Ibu hamil harus memastikan bahwa makanan yang masuk ke dalam perut dan janin adalah makanan yang tidak akan membuat kista semakin berkembang.
Berikut daftar makanan yang baik untuk ibu hamil penderita kista:
Tomat
Tomat adalah jenis sayuran yang sangat mudah ditemukan di pasar.
Salah satu bumbu masakan yang paling populer ini memiliki kandungan glikemik yang rendah dan kandungan likopen yang tinggi.
Tomat memiliki zat anti penuaan yang juga baik untuk mencegah pertumbuhan kista. Selain itu mengonsumsi tomat juga membantu ibu hamil untuk lebih mengontrol berat badan.
Telur
Telur adalah sumber protein yang sangat baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil.
Protein mampu menutrisi perkembangan janin di dalam rahim, sekaligus menangkal kista yang ada di dalamnya.
Namun ibu hamil sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi telur dalam kondisi setengah matang.
Telur yang dimakan oleh ibu hamil harus berada pada tingkat kematangan sempurna agar seluruh bakteri yang ada dalam telur tidak masuk ke dalam tubuh ibu hamil.
Brokoli hijau
Sayur brokoli hijau mempunyai banyak vitamin yang bermanfaat bagi tubuh, khususnya dalam mengurangi resiko kista dan mencegah pertumbuhan kista.
Brokoli hijau mengandung banyak vitamin dan indeks glikemik yang rendah. Di dalam sayuran ini juga terdapat zat anti kanker.
Susu
Ibu hamil memerlukan asupan kalsium dan protein yang cukup untuk pertumbuhan bayi. Oleh karena itu, konsumsi susu sangat diperlukan mulai dari trisemester awal kehamilan.
Kandungan yang ada di dalam susu mampu membantu proses pematangan sel telur, membangun folikel ovarium sebagai tempat si jabang bayi, dan memperkuat tulang janin.
Untuk memenuhi kecukupan nutrisi, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi setidaknya 2 gelas susu per hari.
Salmon
Salmon menjadi makanan wajib bagi ibu hamil, tidak terkecuali ibu hamil dengan kista di rahimnya.
Salmon kaya akan omega 3 yang sangat baik untuk tumbuh kembang otak janin. Salmon juga mampu meningkatkan kadar androgen pada ibu hamil yang mengalami kista ovarium.
Indeks glikemik yang rendah pada daging salmon juga dapat mengurangi resiko kista dan berdampak baik bagi jantung ibu hamil dan janin.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai kista saat hamil.
Meski tidak terlalu membahayakan, namun ada baiknya jika Mama tetap berkonsultasi dengan dokter dan melakukan petunjuk yang diberikan sebelumnya.