Apakah Mama Boleh Memelihara Kucing Saat Hamil? Temukan Jawabannya!
Bakteri yang ada di dalam kotoran kucing berbahaya bagi Mama dan janin
28 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama seorang pecinta hewan? Mungkin sebelum hamil, Mama sudah memelihara beberapa hewan peliharaan, misalnya kucing.
Setelah beberapa lama memelihara kucing, Mama kemudian hamil. Apa yang harus dilakukan? Rasanya berat jika Mama harus menyingkirkan kucing kesayangan dari rumah. Sedangkan Mama sudah mendengar banyak informasi soal kucing dan kehamilan. Termasuk salah satunya adalah toksoplasma. Toksoplasma ini sebagian kecil ditemukan pada kotoran kucing. Infeksi yang disebabkan oleh toksoplasma berbahaya bagi ibu hamil.
Mengingat beberapa risiko yang bisa terjadi, masih bolehkah memelihara kuci saat sedang hamil.
Di bawah ini Popmama.com akan memberikan jawabannya untuk Mama.
Mengantisipasi Toksoplasma
Mungkin Mama sering mendengar soal larangan ibu hamil untuk membersihkan kotak kotoran kucing. Salah satu alasannya adalah toksoplasma.
Toksoplasma merupakan organisme mikroskopis yang hidup sebagai parasit pada mamalia dan menyebabkan penyakit. Organisme ini dapat ditemukan di kotoran kucing yang terinfeksi dan dapat menginfeksi manusia. Jadi, tidak semua kucing memiliki parasit ini, Ma.
Pada ibu hamil, toksoplasmosis dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti keguguran dan kelahiran mati. Selain itu juga berisiko terkena toksoplasmosis kongenital yang menimbulkan gangguan otak, kehilangan pendengaran dan penglihatan pada bayi.
Tentu untuk menghindari terinfeksi toksoplasma, Mama sebaiknya tidak membersihkan kotak kotoran kucing. Tapi bagaimana jika tidak ada yang membantu Mama dalam hal ini? Membiarkan kotak kotoran kucing berhari-hari juga sama berbahayanya.
Jika Mama harus membersihkan kotak kotoran kucing, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
- Kenakan sarung tangan dan masker. Ini bertujuan untuk mencegah bakteri menempel ke kulit atau terhirup.
- Bersihkan tangan dan lengan dengan sabun dan air hangat setelah mengganti kotak kotoran kucing. Ini dapat menghilangkan bakteri yang menempel.
- Bersihkan dengan rutin setiap hari. Bakteri ini dapat menginfeksi beberapa hari setelah kucing buang air besar. Sehingga membersihkan setiap hari akan mengurangi risiko bakteri.
Jangan lupa untuk mendiskusikannya dengan dokter soal ini ya, Ma. Dokter akan memberikan saran-saran yang berguna berkaitan dengan toksoplasma.
Editors' Pick
Bagaimana Perilaku Kucing pada Bayi Nanti?
Normal bagi Mama untuk khawatir jika kucing kesayangan akan merasa tersingkir ketika bayi lahir nanti.
Berikut hasil penelitian yang dilakukan soal perilaku kucing:
- Dr. John Bradshaw, Direktur Anthrozoology Institute di University of Bristol, mengatakan kucing menganggap Mama sebagai versi yang lebih besar dari induk mereka. Jika ini terjadi pada Mama, penambahan “saudara kandung” tidak selalu menjadi peristiwa traumatis bagi kucing. Selama kucing mama memahami bahwa bayi merupakan adik yang harus dijaga oleh Mama.
- Apakah kucing cemburu pada bayi? Randi Benlulu dari PetHelpful mengatakan ya. Meskipun kucing mungkin tampak selalu menyendiri, mereka cemburu pada hewan dan manusia lain, bahkan benda lain.Tetapi biasanya kucing akan menunjukkannya dengan perubahan perilaku, misalnya mengabaikan mama.
- Apakah mereka akan takut? Ya, kucing dapat takut dengan suara keras, bau aneh, dan peralatan tambahan yang datang dengan bayi baru. Masuk akal jika kucing mungkin takut dengan bayi mama nanti.
Mempersiapkan Kucing sebelum Bayi Lahir
Berikut adalah beberapa saran dari The American Society for Prevention of Cruelty to Animals (ASPCA) untuk memastikan kucing tidak merasa cemburu dan takut ketika bayi lahir:
- Mainkan beberapa suara bayi di rumah dari waktu ke waktu saat Mama hamil.
- Biasakan kucing dengan bau bedak atau lotion bayi, sehingga mereka mengenali baunya dan mengasosiasikannya dengan saat-saat bahagia.
- Bawa kucing untuk mengenali perabot bayi dan biarkan mereka terbiasa.
- Secara bertahap pindahkan kotak pasir sejauh mungkin dari kamar bayi.
- Lakukan perubahan apa pun pada rutinitas perawatan kucing sebelum kedatangan bayi.
Masalah Keamanan Bayi
Hal terakhir yang perlu diingat ketika bayi sudah lahir adalah soal keamanan bayi. Sebaiknya Mama tidak meninggalkan kucing sendirian dengan bayi, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut adalah masalah yang mungkin muncul:
- Untuk mencegah SIDS atau kematian mendadak pada bayi di bawah usia satu tahun, bayi harus berada di area yang bebas dari benda-benda yang dapat menutupi saluran napasnya. Contohnya adalah selimut, mainan, dan juga kucing. Ini berarti memastikan kucing tidak naik ke tempat tidur bayi yang hangat dan tidur siang di sana. Tutup pintu saat bayi tidur dan pastikan kucing tidak ada di kamar sebelum tertidur. Pertimbangkan jaring di atas area tidur jika ini tidak memungkinkan.
- Kucing mungkin dapat mencakar bayi secara tidak sengaja. Pastikan untuk menghentikannya ya, Ma.
- Kucing biasanya tidak membawa toksoplasmosis selama lebih dari beberapa minggu setelah kontak dengan bakteri. Jika kucing keluar, ia berisiko terkena bakteri itu. Jadi Mama harus memastikan kucing tidak menjilat bayi. Karena ada banyak bakteri berbahaya lainnya di mulut kucing dan bayi tidak memiliki kekebalan.
- Pastikan untuk melakukan perawatan rutin untuk kucing seperti pemberian obat kutu dan cacing.
Selama Mama dapat memastikan kebersihan kucing, memelihara kucing selama hamil diperbolehkan. Pastikan Mama melakukan hal-hal yang disarankan di atas ya.
Baca juga:
- Mama, Perhatikan Bahaya Toksoplasma Bagi Kehamilan
- Risiko Penularan Toksoplasma Bukan Hanya dari Kucing
- Tips Membersihkan Kandang Kucing agar Terhindar dari Toksoplasma