Benarkah Ibu Hamil Lebih Sering Digigit Serangga? Ini Faktanya!
Beberapa jenis gigitan serangga dapat menimbulkan efek bagi janin, Ma
13 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gigitan serangga mungkin tidak selalu berbahaya saat hamil. Dalam beberapa kasus, gigitan dapat menimbulkan infeksi, menyebabkan reaksi alergi atau penyakit serius (seperti malaria dan penyakit lyme).
Gigitan dan sengatan nyamuk, lalat, kutu, laba-laba, semut, tawon, lebah, atau serangga tertentu biasanya menyebabkan benjolan kecil kemerahan pada kulit dan terkadang terasa gatal dan nyeri.
Sedangkan pada beberapa kasus, muncul reaksi alergi yang parah terhadap gigitan, seperti kesulitan menelan, masalah pernapasan, pusing, pembengkakan pada wajah dan mulut. Jika ini terjadi pada Mama, segera cari bantuan medis.
Apakah gigitan serangga berbahaya bagi ibu hamil dan janin? Dan benarkah serangga tertentu lebih tertarik pada ibu hamil? Yuk, simak ulasannya di Popmama.com berikut ini, Ma.
Benarkah Ibu Hamil Lebih Sering Digigit Serangga?
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal, nyamuk pembawa malaria menganggap ibu hamil lebih menarik daripada perempuan yang tidak hamil. Hasilnya adalah ibu hamil menarik jumlah nyamuk dua kali lipat dibandingkan yang tidak hamil.
Satu pengamatan lain memaparkan bahwa di akhir kehamilan, ibu hamil menghembuskan udara 21 persen lebih banyak daripada yang tidak hamil. Oleh karena itu, nyamuk tertarik pada kelembapan ekstra dan karbondioksida pada napas yang dihembuskan.
Ada juga pengamatan yang menemukan bahwa ini disebabkan oleh suhu perut, yang kemungkinan lebih tinggi 0,7 derajat celcius pada ibu hamil. Zat volatile yang terlepas dari permukaan kulit yang hangat dapat menarik perhatian serangga.
Editors' Pick
Gejala Gigitan Serangga
Gejala gigitan serangga yang paling jelas adalah berupa tusukan kecil pada kulit. Reaksi mama terhadap gigitan dapat menentukan jenis serangga apa yang menggigit.
Dalam beberapa kasus, Mama mungkin mengalami satu atau lebih gejala berikut:
- Ruam atau kemerahan,
- nyeri di daerah yang tergigit,
- bengkak,
- gatal,
- mati rasa atau kesemutan,
- panas di dalam dan sekitar area yang digigit.
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi akibat gigitan serangga dengan gejala berikut:
- demam,
- mual atau muntah,
- kesulitan bernapas dan menelan,
- detak jantung cepat,
- kejang otot,
- hilang kesadaran.
Beberapa gejala ini, terutama syok anafilaksis setelah sengatan lebah atau gigitan serangga, cukup parah dan memerlukan penanganan medis segera, Ma.
Jika Mama merasakan gejala alergi ini atau gejala mirip flu lainnya, dokter mungkin menyarankan beberapa tes untuk mendiagnosis penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh gigitan tersebut.