4 Fakta Tentang Due Date Kelahiran yang Perlu Mama Ketahui
Due date terkadang meleset. Kenapa ya?
7 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari kelahiran si Kecil adalah salah satu hari yang dinanti-nanti oleh orangtua. Mengetahui perkiraan tanggal kelahiran sangat penting bagi Mama untuk melakukan persiapan persalinan.
Namun, due date tidak dapat dijadikan patokan pasti, Ma. Kenyataannya, hasil perhitungan manual atau melalui pemeriksaan dokter bisa saja meleset.
Hanya sekitar 5% bayi yang lahir pada tanggal yang diperkirakan oleh dokter kandungan. Sebagian besar bayi lahir antara minggu ke 37 dan 42 kehamilan Mama. Biasanya mereka lahir dengan rentang waktu dua minggu lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yang diprediksi. Sekitar 50% bayi lahir lebih cepat atau lebih lambat dari due date.
Kebanyakan dokter menghitung due date dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir Mama. Bila siklus menstruasi Mama teratur, maka due date diperkirakan 40 minggu kemudian.
Yuk, simak ulasan Popmama.com mengenai fakta seputar due date.
1. Bertaruh pada ketidakpastian
Saat kehamilan pertama, Mama mungkin melahirkan tepat waktu seperti perhitungan dokter. Namun, saat melahirkan anak kedua, justru Mama melahirkan di minggu ke 42. Kok bisa ya?
Tanggal kelahiran si Kecil sama sekali tidak dapat diprediksi dengan pasti. Namun, dokter kandungan perlu menentukan seakurat mungkin sehingga setiap tes yang diperlukan dapat dilakukan pada waktu yang tepat.
Dengan mengetahui berapa usia kandungan Mama, dapat membuat dokter kandungan lebih mudah melihat apakah janin tumbuh dengan baik, jelas ob-gyn Joanne Stone, M.D., rekan penulis buku Pregnancy for Dummies.
Editors' Pick
2. Permainan tanggal
Untuk menghitung due date, dokter akan mengambil hari pertama haid terakhir (HPHT), dan menambahkan 280 hari (setara dengan 40 minggu). Misalnya, jika menstruasi terakhir dimulai pada 1 September, due date nya adalah 7 Juni.
Metode ini mengasumsikan bahwa periode menstruasi Mama adalah setiap 28 hari sekali. Jika siklus Mama lebih lama, Mama cenderung akan melahirkan lebih lambat. Demikian juga jika periode kurang dari 28 hari, Mama akan melahirkan lebih cepat.
Sonogram trimester pertama lebih dapat dipercaya. Dokter mengukur panjang janin dan ukuran kantung kehamilan. Jika angka-angka ini tidak sesuai dengan prediksi siklus menstruasi, ia dapat menyesuaikan due date Mama.
Tetapi bahkan jika dokter dapat menentukan tanggal dengan presisi, jangan berharap bayi akan lahir tepat waktu. Karena tidak ada yang benar-benar mengerti apa yang memicu waktu persalinan.
Ada satu kemungkinan yaitu kinerja Mama pada kehamilan sebelumnya.
"Pasien cenderung mengulangi apa yang mereka lakukan pada kehamilan sebelumnya," kata Iffath Hoskins, M.D., direktur eksekutif Layanan Wanita di Memorial Health University Medical Center, di Savannah, Georgia.
Jika ini adalah kali pertama Mama melahirkan, lihatlah riwayat persalinan orangtua Mama. "Jika orangtua melahirkan satu minggu setelah due date, Mama juga cenderung akan melahirkan satu minggu melewati due date, jelas Fredric D. Frigoletto, Jr., M.D., kepala kebidanan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, di Boston.
3. Lebih cepat dari yang diharapkan
Sebagian besar Mama, sekitar 80 persen, melahirkan antara minggu ke 37 dan 42. Jadi, di mana yang 20 persen lainnya?
Sekitar 11 persen lahir lebih cepat dari waktunya. Para ahli tidak yakin mengapa beberapa Mama melahirkan lebih awal.
Faktor-faktor risiko yang bisa melatarbelakangi di antaranya memiliki rahim yang berbentuk tidak normal. Atau mungkin juga ada hubungan antara persalinan prematur dan infeksi seperti vaginosis bakteri. Bahkan berat badan Mama juga ikut berperan, Mama yang beratnya kurang dari 50 kg memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi.
4. Tunggu hingga usia kehamilan 42 minggu
Setelah Mama melewati due date, Mama mungkin bertanya-tanya apakah bayi akan lahir lebih dari 42 minggu atau pasca-semester. Jenis kelamin janin bisa menjadi petunjuk. Satu penelitian menemukan bahwa janin laki-laki lebih mungkin melampaui batas waktu kelahirannya daripada janin perempuan.
Dimulai pada 40 atau 41 minggu, diharapkan untuk menjalani tes non-stres mingguan, kemudian dua kali seminggu. Jika kehamilan Mama melampaui titik ini, ada risiko bahwa kualitas plasenta akan memburuk, jumlah cairan ketuban akan menurun, atau janin akan buang air besar di dalam rahim.
"Bayi mulai berlatih bernapas, dan mereka dapat menyedot mekonium atau kotoran feses ke dalam paru-paru mereka ," kata Dr. Frigoletto. Selain itu, karena janin masih tumbuh, Mama berisiko lebih tinggi untuk menjalani operasi caesar. Untuk alasan ini, dokter mungkin ingin menginduksi persalinan setelah Mama mencapai 42 minggu.
Nah, melahirkan sebelum atau sesudah due date atau bahkan tepat seperti yang diprediksi bukanlah suatu masalah. Selama bayi yang dilahirkan dan Mama selalu dalam keadaan sehat. Namun, jika kehamilan melewati usia 42 minggu, sebaiknya Mama segera berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah apa yang harus dilakukan.
Semoga persalinan lancar ya, Ma.
Baca juga:
- Ayo, Rencanakan 5 Kegiatan Ini Jelang Due Date
- Hati-hati Ma, Ini Risiko dan Pemicu Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur
- Ini 6 Tanda yang Akan Mama Alami Saat Akan Melahirkan