10 Gangguan Kesehatan yang Terjadi selama Kehamilan Trimester Ketiga
Cari tahu dan cegah gangguan kesehatan ini sejak dini, Ma!
25 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Trimester ketiga dimulai dari minggu ke 28 kehamilan dan berakhir hingga kelahiran bayi. Ini adalah masa yang menyenangkan bagi Mama dan juga anggota keluarga.
Namun memasuki trimester ketiga, ada beberapa gangguan kesehatan yang mungkin dialami Mama. Gangguan kesehatan tidak hanya berisiko bagi Mama tetapi juga pada janin.
Ketahui apa saja gangguan kesehatan yang mungkin terjadi sehingga Mama dapat melakukan tindakan pencegahan dan dapat mengatasinya dengan tepat.
Berikut rangkuman Popmama.com mengenai 10 gangguan kesehatan yang biasa terjadi selama kehamilan trimester ketiga. Yuk, cari tahu apa saja!
1. Preeklampsia
Preeklampsia biasanya terjadi setelah minggu ke 20 kehamilan. Ini merupakan komplikasi utama dan membutuhkan perawatan segera. Jika terlambat, dapat mengakibatkan eklampsia atau kejang, gagal ginjal, dan dalam kasus yang ekstrim, bisa menyebabkan kematian ibu dan janin yang belum lahir.
Gejala preeklampsia adalah tekanan darah tinggi, protein dalam urin, pembengkakan tangan dan kaki karena retensi air, serta penambahan berat badan yang berlebihan. Pada kasus yang parah, ibu hamil mungkin mengalami sakit kepala, penglihatan kabur, dan nyeri di perut bagian atas.
Perawatan untuk mengatasi preeklampsia bervariasi dan tergantung pada seberapa serius kondisi ibu hamil. Jika Mama mengalaminya saat sudah melewati minggu ke 37, dokter akan segera melakukan operasi caesar. Jika ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu, maka pengobatan akan diberikan untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin.
2. Persalinan prematur
Ini adalah salah satu komplikasi kehamilan paling umum pada trimester ketiga. Persalinan prematur terjadi ketika Mama mulai mengalami kontraksi sebelum periode kematangan kehamilan yang biasa, yaitu 37 minggu.
Jika Mama memiliki riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya atau masalah yang berkaitan dengan rahim dan leher rahim, maka Mama berisiko mengalami persalinan prematur.
Kenali tanda-tandanya seperti diare, dorongan untuk buang air kecil lebih sering, sakit di punggung bagian bawah, perut bagian bawah terasa kencang, keluarnya cairan dari vagina, dan vagina terasa kencang. Beberapa bahkan mungkin mengalami perdarahan vagina dengan kontraksi yang sangat menyakitkan.
Kadang-kadang, dokter meresepkan obat-obatan dengan magnesium sulfat untuk mencegah persalinan prematur. Dalam beberapa kasus, ketika persalinan terjadi sebelum minggu ke 34 kehamilan, wanita hamil diberikan steroid untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin.
3. Berat badan lahir rendah
Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin ditemukan pertumbuhan janin terbatas. Kondisi ini disebut dengan intrauterine growth restiction (IUGR) atau berat badan lahir rendah.
Ini merupakan kondisi di mana pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat. Kadang-kadang Mama melahirkan bayi berukuran kecil karena alasan genetik juga.
Penyebab IUGR pada janin bisa bermacam - macam mulai dari diabetes, anemia, malnutrisi, masalah ginjal, atau tingkat tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Dokter merekomendasikan untuk melakukan operasi caesar dengan segera jika janin berhenti tumbuh dalam rahim mama.
Kondisi ini dapat membuat bayi menjadi lebih lemah dan rentan terkena beberapa masalah kesehatan.
4. Solusio plasenta
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, bahkan sebelum dimulainya persalinan, plasenta dan uterus terpisah. Kondisi ini disebut solusio plasenta. Ini adalah kondisi yang sangat serius di mana janin berisiko meninggal di dalam rahim.
Sementara penyebab pasti untuk kondisi ini masih belum diketahui, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko solusio plasenta adalah diabetes, minum alkohol dan merokok, tekanan darah tinggi, kehamilan kembar, tali pusat pendek, penyalahgunaan obat-obatan, usia lanjut ibu, dan tonjolan dinding rahim karena kelebihan cairan ketuban.
Jika Mama mengalami solusio plasenta mungkin Mama harus segera melakukan persalinan dengan operasi caesar.
Editors' Pick
5. Plasenta previa
Janin memperoleh makanannya melalui plasenta. Setelah bayi lahir, plasenta pun ikut keluar dari rahim. Namun, pada plasenta previa, plasenta berada di bawah rahim dan menghalangi pembukaan serviks.
Ibu hamil yang memiliki persalinan caesar sebelumnya, yang menjalani operasi rahim, dan memiliki plasenta besar, rentan mengalami kondisi ini. Ini bisa berakibat fatal jika ada perdarahan yang berlebihan.
Gejala yang paling umum dari kondisi ini termasuk perdarahan hebat tanpa rasa sakit tiba-tiba. Darah akan berwarna merah terang dalam kasus ini. Plasenta previa dimulai setelah minggu ke-28 kehamilan.
Jika perdarahan berkurang atau berhenti, maka persalinan dini dapat dihindari. Jika tidak, dokter akan melakukan operasi caesar.
6. Insomnia
Beberapa wanita hamil mungkin mengalami insomnia sejak awal kehamilan. Tetapi bagi sebagian besar ibu hamil, mereka mengalami masalah tidur ini di trimester ketiga. Banyak ibu hamil yang mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak di tahap akhir kehamilan ini.
Penyebab utamanya adalah perut yang membuncit yang membuat Mama sulit untuk mengubah posisi tidur dengan nyaman. Alasan lain yang sangat penting adalah efek dari hormon estrogen yang dikeluarkan lebih banyak pada trimester terakhir.
Selain itu, gerakan janin yang terus menerus saat Mama beristirahat atau keinginan untuk mengosongkan kandung kemih juga sering membuat Mama terjaga di malam hari.
Dianjurkan bagi wanita hamil untuk tidak minum obat tidur. Jika Mama mengalami insomnia selama kehamilan, cobalah bermeditasi sebelum tidur untuk menenangkan pikiran.
Mama juga dapat mendengarkan musik yang menenangkan atau dipijat dengan minyak esensial seperti lavender, chamomile, atau cendana. Tidurlah dengan posisi menyamping ke sisi kiri dan disangga beberapa bantal di antara kaki dan di bawah perut untuk memberikan dukungan dan kenyamanan tubuh.
7. Masalah Pernapasan
Masalah pernapasan selama trimester ketiga kehamilan terutama disebabkan oleh ekspansi rahim. Saat rahim menonjol, hanya ada sedikit ruang bagi paru-paru untuk mengembang. Sehingga ini menyulitkan Mama untuk bernapas atau napas menjadi pendek-pendek.
Atasi dengan berbaring dan meletakkan beberapa bantal di bahu hingga kepala.
8. Diabetes gestasional
Selama kehamilan, tubuh mungkin tidak dapat menggunakan insulin secara efisien karena perubahan hormon. Akibatnya, kadar gula darah cenderung naik.
Meskipun tidak menimbulkan risiko bagi Mama, ini berbahaya bagi pertumbuhan janin di dalam rahim. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan janin yang berlebihan serta dapat menyebabkan persalinan caesar.
Satu-satunya cara untuk mencegah atau memerangi diabetes gestasional adalah melalui perubahan gaya hidup oleh ibu hamil.
9. Depresi
Seperti halnya insomnia, depresi dapat terjadi sejak awal kehamilan. Namun, sebagian besar calon ibu mulai mengalaminya sejak trimester ketiga, dan bagi banyak ibu, hal ini dapat berlanjut setelah melahirkan.
Seperti biasa, ini merupakan akibat dari perubahan hormon. Depresi prenatal dapat menyebabkan berat badan lahir yang rendah karena Mama mungkin kehilangan nafsu makan dan menderita kelelahan yang ekstrem karena kurang istirahat.
Berbahaya untuk minum anti-depresi selama kehamilan. Sebagai gantinya, cobalah untuk mengurangi stres melalui meditasi dan yoga prenatal. Mama juga dapat membaca buku-buku menarik dan positif, serta mendengarkan musik yang menenangkan untuk membuat Mama menjadi lebih santai.
10. Deep vein thrombosis
Kaki bengkak biasa terjadi selama trimester ketiga tetapi apakah itu juga menyebabkan Mama sakit? Jika jawabannya ya, maka Mama mungkin menderita deep vein thrombosis (DVT). Dalam kondisi ini, gumpalan darah terbentuk di bagian vena untuk membentuk lesi. Lesi ini dapat menjadi berbahaya jika menjadi besar karena dapat mengganggu aliran darah.
Segera konsultasikan dengan dokter jika Mama melihat gejala DVT (nyeri, kemerahan atau perubahan warna pada kaki, atau kaki terasa hangat). DVT dapat ditangani dengan pemberian obat tertentu.
Trimester ketiga sangat penting dan mungkin merupakan waktu yang menantang bagi Mama serta janin yang belum lahir.
Namun, jangan terlalu memaksakan diri. Stres hanya dapat memperburuk komplikasi kehamilan. Jika Mama mengalami gejala dari salah satu kondisi di atas, segera konsultasikan dengan dokter, ya.
Semoga tetap sehat, Ma.
Baca juga:
- Waspadai Penyebab Keguguran di Usia Kehamilan 7 Bulan
- Kehamilan di Atas Usia 35 Tahun, Kenali Risiko dan Cara Mengatasinya
- 10 Nutrisi Penting yang Dibutuhkan Ibu Hamil saat Hamil Tua