Waspada, Ini 3 Penyebab Nyeri Kandung Kemih saat Hamil!
Nyeri ini sering dialami oleh ibu hamil karena perubahan tubuh dan organ saat hamil, Ma
9 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan membawa banyak perubahan pada tubuh perempuan. Tidak hanya tubuh, organ-organ pun ikut mengalami perubahan. Kandung kemih, misalnya, adalah salah satu organ tubuh yang paling rentan dan mengalami perubahan signifikan selama kehamilan.
Perubahan pada kandung kemih terkadang dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan, Ma. Kapan rasa nyeri ini biasanya muncul dan apa penyebabnya? Simak ulasan Popmama.com berikut mengenai penyebab nyeri kandung kemih saat hamil.
Kapan Nyeri Kandung Kemih Muncul?
Kebanyakan perempuan mulai meningkat frekuensi buang air kecilnya bahkan sebelum mereka melakukan tes kehamilan. Selama trimester pertama, Mama akan mengalami hal-hal berikut:
- Mama mungkin ingin sering buang air kecil.
- Begitu pembuahan terjadi, ginjal akan dibanjiri banyak hormon, yang mengakibatkan peningkatan produksi urine.
- Selain itu, rahim akan mulai membesar, memberi tekanan ekstra pada kandung kemih, menyebabkan nyeri kandung kemih pada awal kehamilan.
Pada trimester kedua, produksi urine mulai berkurang namun Mama mungkin akan masih merasakan nyeri.
Selama trimester ketiga, Mama mungkin mengalami ketidaknyamanan yang lebih besar daripada trimester pertama, ini disebabkan oleh:
- Selama bulan-bulan ini, Mama akan sering buang air kecil.
- Akan ada lebih banyak tekanan pada kandung kemih pada trimester ketiga saat janin semakin tumbuh besar.
Ada beberapa penyebab nyeri kandung kemih saat hamil, seperti:
Editors' Pick
1. Peningkatan produksi urine
Peningkatan produksi urine adalah alasan paling jelas mengapa Mama merasakan tekanan pada kandung kemih. Namun, bagi sebagian ibu hamil, hal ini menyebabkan nyeri.
Saat hamil, tubuh akan mulai meningkatkan produksi hormon. Hormon-hormon ini bertanggung jawab untuk meningkatkan kecepatan dan volume aliran darah ke seluruh tubuh.
Selama beberapa minggu terakhir kehamilan, tubuh akan mengedarkan darah hingga 50 persen lebih banyak dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan seringnya buang air kecil karena kandung kemih akan terisi lebih cepat akibat cairan ekstra dari aliran darah yang diproses oleh ginjal.
Selama beberapa minggu terakhir, hal ini akan menjadi masalah karena rahim yang membesar akan memberi tekanan lebih pada kandung kemih.
2. Infeksi saluran kemih
ISK (Infeksi Saluran Kemih) adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri kandung kemih selama kehamilan. ISK terjadi karena peradangan bakteri di saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi kapan saja selama kehamilan tetapi lebih sering terjadi antara kehamilan minggu ke 6 dan 24. Biasanya, hal ini terjadi karena tekanan yang diberikan rahim pada kandung kemih. Tekanan ini menjebak urine dengan memblokirnya dari kandung kemih ke saluran kecing, sehingga menyebabkan infeksi.
Biasanya, bakteri jinak yang dikenal sebagai escherichia coli menjadi penyebab ISK yang terjadi selama kehamilan. Namun, infeksi terkadang dapat disebabkan oleh bakteri yang disebut GBS (Grup B Strep), menyebabkan masalah ISK yang lebih parah.
Berikut beberapa gejala ISK:
- Kram atau nyeri di bawah pusar.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Meningkatnya kebutuhan untuk buang air kecil dan rasa terdesak.
- Gejala demam, seperti berkeringat dan menggigil.
- Ada darah atau lendir di urine.
Jika tidak ditangani, dapat berisiko menyebabkan berat badan lahir rendah atau persalinan dini dan dapat menyebabkan masalah bagi bayi dan ibu.
3. Stasis urine
Ini adalah kondisi umum lainnya selama kehamilan dan terjadi ketika kandung kemih tidak dapat kosong sepenuhnya, biasanya disebabkan oleh penyumbatan.
Ini lebih sering terjadi selama kehamilan karena rahim membesar, menyebabkan aliran urine mengalami sumbatan. Berikut gejala yang dirasakan:
- Sering ingin buang air kecil.
- Ketidakmampuan untuk buang air kecil.
- Sakit saat buang air kecil.
- Kembung di perut bagian bawah.
- Nyeri, biasanya di sekitar perut bagian bawah.
- Sering kram atau kontraksi selama trimester kedua atau ketiga.
Stasis urine biasanya didiagnosis dengan PVR (pengukuran sisa postvoid) dan pemeriksaan fisik. PVR dilakukan saat dokter akan memeriksa jumlah urine yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil. Ini biasanya diukur menggunakan pemindaian ultrasound.
Bagaimana Mengatasi Nyeri Kandung Kemih saat Hamil?
Hal pertama yang harus Mama lakukan jika mengalami nyeri kandung kemih adalah memeriksakan diri ke dokter. Namun berikut beberapa tips untuk mengatasi nyeri kandung kemih saat hamil berdasarkan penyebabnya:
Mengatasi produksi urine berlebihan
- Hindari minuman seperti kopi, soda, dan jus karena dapat menyebabkan produksi urine berlebih.
- Minumlah setidaknya sekitar 8 hingga 10 gelas air setiap hari. Kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan dehidrasi dan menyebabkan sejumlah masalah.
- Condongkan tubuh ke depan saat buang air kecil untuk memastikan kandung kemih benar-benar kosong.
- Saat Mama merasa ingin buang air kecil, lakukanlah. Menahan juga dapat menyebabkan banyak masalah.
Mencegah ISK
- Tetap terhidrasi dan minum banyak air.
- Sering-seringlah mengosongkan kandung kemih.
- Mengenakan celana dalam katun.
- Menghindari penggunaan sabun mandi atau sabun yang keras di area genital.
- Menghindari semprotan dan parfum.
Dokter biasanya mengobati ISK dengan antibiotik selama tiga hingga tujuh hari. Obat apapun yang diberikan oleh dokter akan aman bagi janin dan Mama, selama diminum sesuai dengan resep.
Mengatasi stasis urine
Stasis urine adalah faktor risiko ISK berulang dan dokter biasanya mengobatinya dengan obat antibakteri.
Kondisi tersebut membutuhkan penanganan sedini mungkin. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau kandung kemih.
Jika nyeri disebabkan oleh stasis urine atau ISK, Mama perlu minum obat. Selain itu, nyeri kandung kemih juga dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan selama hamil. Ini dapat diatasi dengan menggunakan sabuk atau maternity belt.
Sabuk ini dapat bermanfaat untuk:
- Mendukung perut yang semakin membesar.
- Menaikkan tonjolan kehamilan.
- Menghilangkan tekanan dari kandung kemih.
Nyeri kandung kemih saat hamil memang sering terjadi, Ma. Jika Mama mengalami nyeri tajam pada kandung kemih, sebaiknya segera hubungi dokter.
Meski sering terjadi, jangan jadikan ini alasan untuk mengurangi asupan cairan, Ma. Pastikan Mama selalu terhidrasi.
Baca juga:
- Penyebab, Pengobatan, dan Ciri Infeksi Saluran Kencing saat Hamil Tua
- Waspada Infeksi Escherichia Coli saat Hamil yang Membahayakan Janin
- Duh, Ini Bahaya Menahan Kencing Saat Hamil