Meski Lebih Aman dari Tembakau, Ini Bahaya Mengisap Vape saat Hamil
Rokok elektrik tetap memiliki efek samping yang membahayakan ibu hamil dan janin
22 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merokok atau terpapar asap rokok dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama saat hamil. Meski begitu, kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, termasuk saat hamil.
Sebagian perempuan yang merokok mungkin sudah berusaha untuk berhenti total atau beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik (vape). Rokok elektrik berisi cairan akan bekerja saat cairan dipanaskan dan berubah menjadi uap. Uap ini kemudian dihirup oleh perokok.
Rokok elektronik ini terlihat lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau. Tetapi apakah jenis rokok ini aman untuk ibu hamil dan janin?
Kali ini Popmama.com akan mengulas mengenai bahaya mengisap vape saat hamil. Yuk, simak bersama agar tidak salah langkah, Ma.
Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Tembakau?
Banyak yang percaya bahwa rokok elektrik lebih aman untuk diisap daripada rokok tradisional dan hal ini benar. Namun, ini tidak berarti rokok elektrik baik untuk ibu hamil.
Rokok biasa mengandung sekitar 7.000 bahan kimia di dalamnya, yang sebagian besar beracun. Merokok secara teratur telah diketahui menyebabkan banyak masalah kesehatan, di mana kanker merupakan salah satu masalah yang sangat serius.
Rokok elektrik juga dikaitkan dengan penyakit paru-paru dan kanker. Kadar nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik tidak selalu dilaporkan dengan benar pada kemasannya. Bahan kimia berbahaya selain nikotin telah ditemukan dalam aerosol rokok elektrik, kartrid, dan isi ulang, yang menjadikannya sebagai ancaman serius bagi kesehatan.
Editors' Pick
Bahan yang Terkandung dalam Rokok Elektrik
Cairan yang dipanaskan untuk menghasilkan uap pada rokok elektrik dan dihirup oleh penggunanya sering disebut dengan e-liquid. Meskipun ada banyak bahan kimia yang mungkin digunakan untuk membuat e-liquid, ada empat bahan standar yang digunakan, yaitu:
Nikotin
Nikotin dapat menyebabkan kecanduan. Hal yang sama berlaku untuk rokok biasa. Nikotin diketahui dapat meningkatkan kecepatan pernapasan, tekanan darah, dan detak jantung.
Selain itu juga dapat merangsang sistem saraf pusat pengguna. Saat mencapai otak, tingkat dopamin mulai meningkat dan perasaan senang dilepaskan. Nikotin dikatakan sebagai ramuan yang membuat otak menjadi kecanduan zat lain.
Gliserin
Bahan ini tidak berwarna dan tidak berbau. Gliserin memiliki rasa yang sedikit manis. Ini merupakan salah satu bahan yang cukup aman yang digunakan dalam cairan rokok elektrik
Propylene Glycol (PG)
Cairan ini dibuat di laboratorium. Propylene Glycol juga digunakan dalam kosmetik dan makanan. Bahkan digunakan sebagai bahan dalam kabut dan asap buatan. Efek sampingnya adalah dapat mengiritasi mata dan paru-paru. Dampaknya akan lebih besar bagi mereka yang mengidap penyakit paru-paru seperti emfisema dan asma.
Perasa
Jumlah rasa yang tersedia di rokok elektrik sangat mencengangkan, Ma. Lebih dari 7.000 rasa telah dibuat, seperti kelapa, berry, ceri, kue tart manis, apel segar, mentol, dan kayu manis.
Ada banyak bahan yang digunakan untuk membuat rasa ini. Salah satu bahan yang disebutkan secara khusus adalah diacetyl. Bahan ini juga dikenal untuk menciptakan rasa mentega yang ditemukan di beberapa popcorn. Meski sudah biasa untuk dikonsumsi, konon diacetyl sangat berbahaya jika terhirup. Bronkiolitis Obliteratif (OB) adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan diyakini bahwa diacetyl dapat memicunya.