Normalkah Sering Buang Air Kecil saat Hamil Tua?
Mama harus waspada, sering buang air kecil saat hamil tua juga bisa menjadi gejala infeksi
24 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu ketidaknyamanan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah sering buang air kecil.
Di awal kehamilan, perubahan hormon merangsang ginjal untuk berkembang dan menghasilkan lebih banyak urine. Ini membantu tubuh membuang limbah ekstra dengan lebih cepat.
Namun bagaimana jika ini terjadi di akhir kehamilan? Normalkah sering pipis saat hamil tua? Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini!
Apakah Normal jika Ibu Hamil Sering Pipis saat Hamil Tua?
Sering pipis saat hamil, terutama saat hamil tua itu normal, Ma. Di awal kehamilan, perubahan hormon meningkatkan produksi urine.
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, janin pun bertambah besar. Rahim tumbuh dam meregang untuk menampung janin. Rahim yang membesar memberi tekanan pada kandung kemih dan berkontribusi pada keinginan untuk buang air kecil.
Di akhir kehamilan, janin turun lebih rendah di panggul sebagai persiapan untuk lahir. Kondisi ini memberi tekanan pada kandung kemih dan membuat Mama sering bolak-balik ke toilet.
Namun meski normal, sering buang air kecil juga bisa menjadi gejala gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kencing.
Editors' Pick
Sering Pipis dan Infeksi Saluran Kencing
Meskipun keinginan untuk buang air kecil yang tidak berkesudahan itu menjengkelkan, Mama tidak boleh mengabaikannya. Menahan urine dapat menyebabkan infeksi saluran kencing (ISK).
Kolam urine di kandung kemih adalah tempat berkembang biaknya bakteri yang biasanya menghuni usus, seperti E. coli.
Meski jarang, ISK mungkin disebabkan oleh bakteri yang disebut strep Grup B (GBS). Kondisi ini dapat memengaruhi janin. ISK membutuhkan antibiotik oral selama kehamilan dan antibiotik intravena selama persalinan dan melahirkan untuk menjaga bayi tetap aman.
Gejala khas ISK meliputi:
- sering buang air kecil,
- terbakar dan nyeri saat buang air kecil,
- urine berdarah,
- perut bagian bawah yang lembut.
Hubungi dokter jika Mama mengalami gejala ISK seperti yang disebutkan di atas. Dokter biasanya akan merekomendasikan kultur urine di awal kehamilan dan trimester ketiga. Pasalnya, sekitar 5 hingga 10 persen ibu hamil memiliki ISK tanpa gejala.
Tanpa pengobatan, kondisi ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi Mama dan calon bayi, seperti infeksi ginjal, berat badan lahir rendah, atau prematur.
ISK akan diobati dengan antibiotik yang aman untuk kehamilan. Karena infeksi ini terkadang kambuh, kultur urine dapat dilakukan setiap bulan. Jika infeksi kembali, Mama mungkin perlu minum antibiotik selama sisa kehamilan.