Ini Pentingnya Mengetahui Pergerakan Janin di Akhir Kehamilan
Ketahui pola pergerakan bayi, Ma
16 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang ibu di Amerika Serikat berbagi pengalamannya soal penurunan gerakan janinnya.
Saat hamil 37 minggu, Keri Stephens sedang makan malam ketika dia menyadari bahwa ia tidak merasakan gerakan bayinya.
Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya baik-baik saja dan merasa itu hanyalah reaksi panik berlebihan.
Keri merasa bahwa ia mungkin terlalu sibuk sehingga tidak memerhatikan pergerakan janinnya seharian.
Kemudian setelah makan malam selesai, ia pun melakukan beberapa metode untuk merangsang bayinya bergerak, seperti minum jus, mengubah posisi, dan menusuk-nusuk perutnya. Namun semua yang dilakukannya itu tidak membuat janinnya bergerak. Suaminya pun menyarankan untuk segera pergi ke rumah sakit.
Setelah beberapa tes, ia dilarikan untuk menjalani operasi caesar darurat dengan anestesi umum dan tanpa suaminya karena dokter memutuskan tidak ada cukup waktu.
Pengalaman tersebut tentu saja tidak ingin dialami oleh siapapun.
Apa yang sebenarnya harus Mama ketahui mengenai gerakan janin di akhir kehamilan? Dan apa yang harus Mama lakukan jika pergerakan bayi menurun?
Yuk, simak ulasannya di popmama.com berikut ini.
1. Dengarkan naluri
Keri yakin jika ia tidak segera pergi ke rumah sakit maka janin yang ada di kandungannya tidak dapat diselamatkan. Ia pun mendorong ibu-ibu lain untuk memercayai naluri mereka dan segera lakukan pemeriksaan jika mereka merasakan adanya penurunan gerakan janin.
Janin tidak berhenti bergerak di akhir kehamilan. Dan jika janin sehat dan Mama merasa ada sesuatu yang salah, percayalah pada naluri. Menurutnya lebih baik bersiap daripada menyesal.
Editors' Pick
2. Gerakan bayi di akhir kehamilan
Menurut Keri, sebagian besar ibu hamil percaya pada mitos bahwa janin tidak bergerak sebanyak sebelumnya ketika mendekati akhir kehamilan. Seorang ibu yang hamil untuk pertama kalinya kemungkinan sulit membedakan mana gerakan yang normal dan mana yang tidak.
Menurut Lori Hardy, M.D., seorang dokter kandungan di Northwestern Medicine Central DuPage Hospital di Winfield, Illinois, meskipun janin bertumbuh dan ruang di rahim semakin sempit baginya, janin masih akan bergerak dalam jumlah yang sama bahkan ketika mendekati due date.
Karakter gerakan mungkin berubah menjadi lebih 'bergulir' daripada tendangan tajam, tetapi jumlah gerakan harus sama.
Salah satu hal terbaik yang dapat Mama lakukan adalah mengenal pola gerakan khas janin. Dengan begitu Mama dapat mendeteksi jika ada sesuatu yang salah.
Sebagai aturan umum, sebagian besar janin memiliki 'jadwal', yang berarti mereka bergerak dalam jumlah yang sama pada waktu yang sama dalam sehari.
Sebagian tampaknya akan bergerak 'sepanjang waktu' dan beberapa jauh kurang aktif, tetapi itulah pola yang telah mereka tetapkan.
Setelah 24 minggu, harus ada jumlah gerakan yang sama setiap hari dan seorang ibu umumnya akan terbiasa dengan pola tersebut. Kebanyakan kasus, janin aktif di malam hari ketika Mama sedang tidur.
Menurut Daniel Roshan, MD, FACOG, FACS, seorang dokter kandungan di New York, Amerika Serikat, pola gerakan itu akan berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti berapa usia janin, seberapa besar janin, dan bahkan di mana letak plasenta.
Sebagai contoh, jika plasenta berada di depan janin di dalam rahim (paling dekat dengan bagian luar perut atau lebih dekat ke tulang belakang), plasenta dapat bertindak sebagai "bantalan" dan menghalangi beberapa gerakan bayi.