Waspada Kekurangan Air Ketuban di Akhir Kehamilan, Ini Penyebabnya!
Air ketuban berkurang di akhir kehamilan berisiko bagi janin, Ma. Simak penyebabnya!
1 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Janin dikelilingi oleh cairan ketuban selama berada di dalam kandungan. Cairan ini memiliki banyak fungsi penting. Antara lain untuk melindungi bayi, memberi ruang gerak, mencegah terjadinya infeksi pada janin, mendukung perkembangan paru-paru, sistem pencernaan, otot, serta tulang janin di dalam kandungan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Mama untuk memastikan kondisi air ketuban, tidak kurang maupun tidak berlebihan. Jika volume air ketuban Mama kurang dari 500 mililiter pada usia kehamilan 32-36 minggu, kondisi ini dinamakan oligohidramnion atau air ketuban sedikit.
Apa yang menyebabkan kekurangan air ketuban di akhir kehamilan? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Apa Penyebab Kekurangan Air Ketuban?
Cairan ketuban yang rendah bisa merupakan akibat dari kebocoran cairan atau tusukan pada kantong ketuban setelah amniosentesis. Selain itu, mungkin terjadi kebocoran cairan yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh pemeriksaan dokter.
Selain itu, air ketuban yang rendah bisa jadi merupakan gejala komplikasi kehamilan, seperti:
- Masalah dengan ginjal atau saluran kemih janin. Kadar cairan ketuban yang rendah bisa menandakan janin mungkin tidak buang air sebanyak yang diharapkan. ketika usia janin sudah mencapai 20 minggu, air ketuban akan dihasilkan dari urin janin.
- Pertumbuhan janin buruk.
- Solusio plasenta, menyebabkan siklus cairan yang masuk dan kemudian dikeluarkan oleh tubuh janin menjadi terganggu.
- Tekanan darah tinggi kronis atau diabetes yang sudah ada sebelumnya pada Mama.
- Obat-obatan tertentu, termasuk yang mengatur tekanan darah tinggi.
- Cacat lahir pada janin.
- Ketuban pecah dini.
Editors' Pick
Gejala Cairan Ketuban Berkurang
Kondisi ini dapat terjadi di usia kehamilan berapa pun. Namun, pada umumnya terjadi di trimester ketiga atau ketika kehamilan mendekati hari perkiraan lahir.
Gejala utama dari cairan ketuban yang rendah tidak terlalu jelas terlihat secara fisik. Karena alasan ini, maka sangat penting untuk memastikan Mama melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Jika Mama kekurangan cairan ketuban, dokter mungkin menemukan gejala-gejala berikut ini:
- Rahim berukuran kecil untuk usia kehamilan.
- Berat badan kehamilan tidak bertambah banyak.
- Detak jantung janin tiba-tiba turun.
- Mama mengalami penurunan jumlah cairan ketuban, yang terdeteksi melalui USG.
- Penurunan aktivitas janin yang signifikan.
- Cairan bocor dari vagina.