7 Pertanyaan Soal Melahirkan yang Biasa Ditanyakan oleh Ibu Hamil
Menjelang persalinan, banyak pertanyaan muncul di benak mama
7 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama yang belum pernah mengalaminya, persalinan adalah salah satu misteri terbesar dalam hidup.
Di satu sisi, ada cerita tentang keajaiban dan bahkan kegembiraan yang dialami perempuan saat melahirkan. Di sisi lain, ada juga yang menceritakan betapa panjang dan menyakitkan proses persalinan.
Setiap orang yang belum pernah melalui proses persalinan ingin tahu seperti apa rasanya, tetapi kebanyakan orang mungkin merasa sungkan untuk bertanya. Yuk, simak ulasan Popmama.com mengenai tujuh pertanyaan soal melahirkan yang sering ditanyakan oleh ibu hamil. Apa saja, ya?
1. Seberapa sakit rasanya?
Kita semua tahu persalinan itu menyakitkan, tapi seberapa menyakitkan tepatnya? Nyeri seperti kornea tergores, atau nyeri seperti reaksi alergi terhadap obat infeksi jamur? Seorang mama mencoba menjelaskannya seperti ini, "Persalinan terasa seperti ular boa besar melingkari perut, meremas dengan frekuensi dan intensitas yang meningkat."
Sementara mama yang lain hanya mengatakan bahwa rasa sakit persalinan tidak dapat dibandingkan dengan rasa sakit lainnya.
2. Persalinan yang panjang: mitos atau fakta?
Pencarian cepat di internet tentang "waktu persalinan rata-rata untuk anak pertama" akan memberi Mama angka antara 8 dan 12 jam.
Tetapi bukti di lapangan ternyata berbeda. Seorang mama ada yang mengalami proses persalinan sangat panjang yaitu selama 32 jam.
Berapa lamanya waktu persalinan sebaiknya jangan terlalu dipikirkan. Alih-alih menjadi terlalu cemas, Mama sebaiknya menyiapkan mental dan tenaga untuk menjalani persalinan.
Editors' Pick
3. Apakah vagina benar-benar robek selama persalinan?
Jawabannya iya. Studi mengatakan bahwa 53-79 persen dari semua perempuan mengalami kerusakan pada perineum selama persalinan (area antara anus dan vulva). Kerusakan terjadi karena robekan atau luka bedah yang disebut episiotomi yang dibuat oleh dokter jika menurut mereka perlu.
Trauma membutuhkan waktu pemulihan yang lama dan bahkan dapat secara permanen mengubah sensasi hubungan seksual dan terkadang menyebabkan inkontinensia urin atau dubur.
Banyak mama yang mengalami robekan saat persalinan pertama, tetapi menghindari robekan pada kelahiran berikutnya dengan melumasi area tersebut dengan minyak zaitun.
4. Apakah perlu menggunakan epidural?
Pertanyaan berikutnya apakah epidural diperlukan atau tidak. Seorang mama mendapatkan epidural, tetapi baginya tidak terlalu efektif karena masih merasakan setiap jahitan saat menjahit episiotominya. Namun menurutnya, jika ia tidak mendapatkan epidural, ia mungkin akan merasakan sakit yang berlipat.
Mama yang lainnya menceritakan bahwa ia tidak menggunakan epidural untuk empat persalinannya. Apa pun itu, tampaknya tidak ada jawaban yang benar atau salah. Diskusikan hal ini dengan dokter mengenai kapan Mama membutuhkan epidural.
5. Apakah Mama akan buang air besar saat persalinan?
Para ahli medis melaporkan bahwa itu sangat umum, dan jika ada kotoran di kolon sigmoid atau rektum, itu akan keluar saat kepala bayi turun melalui ruang sempit itu.
Hal terbaik yang dapat Mama lakukan adalah mencoba menenangkan diri sebelumnya. Tetapi jika itu tidak berhasil dengan baik, Mama hanya perlu fokus pada salah satu dari 100 sensasi lain yang dialami. Dan ingatlah bahwa hidup akan terus berjalan.
6. Bagaimana jika Mama berteriak kepada dokter atau perawat di ruang persalinan?
Saat bersalin, sebagian mama mungkin akan melampiaskan rasa frustasinya kepada orang di sekitarnya, termasuk dokter atau perawat. Hal ini dapat dipahami, Ma.
Tentu saja, tidak setiap mama melakukan hal ini. Seorang mama berkata dia ingin membuat kesan yang baik sebagai salah satu orangtua di rumah sakit, jadi dia mencoba untuk berperilaku terbaik, terlepas dari rasa sakit itu.
Ada mama lain yang bercerita kalau ia meneriakkan nama bidan begitu keras sampai jendela bergetar. Namun setelah melahirkan, ia merasa bersalah pada bidan tersebut.
Jika ini terjadi pada Mama, perlu diketahui bahwa hal ini dapat dipahami, Ma. Setelah semuanya selesai, Mama selalu dapat meminta maaf kepada dokter, perawat, atau petugas yang bersangkutan.
7. Bagaimana jika suami melihat Mama dalam keadaan “kacau”?
Saat bersalin, Mama berteriak, menangis, dan mungkin buang air besar selama persalinan. Karena ini, Mama mungkin takut jika pasangan akan terkejut melihat kondisi Mama yang lain dari biasanya ini.
Bagaimanapun, persalinan dan melahirkan adalah salah satu pengalaman alam yang paling indah dan ajaib. Jadi, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Mama dapat mengajak Papa untuk mencari info lebih lanjut mengenai persalinan. Kegiatan ini juga dapat menjadi sarana bonding menjelang si Kecil lahir, lho.
Nah, itu beberapa pertanyaan soal persalinan yang sering ditanyakan oleh ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Mama Wajib Tahu, 5 Macam Intervensi Medis saat Proses Persalinan
- Lebih Nyaman, Ini Fakta Persalinan Gentle Caesarean, Ma
- Inversio Uteri, Rahim Turun dan Berputar Akibat Komplikasi Persalinan