Bukan Hanya Kekurangan, Waspadai juga Kelebihan Air Ketuban saat Hamil
Kelebihan cairan ketuban bisa menjadi pertanda adanya komplikasi pada kehamilan, Ma
25 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air ketuban memiliki banyak manfaat penting untuk perkembangan organ-organ vital bagi janin. Selain melindungi si Kecil dari benturan dan infeksi, janin pun merasa nyaman dan hangat selama berada di dalam rahim.
Air ketuban dapat bertambah sejalan dengan usia kandungan hingga usia kehamilan 28-32 minggu. Lalu cairan tersebut tidak bertambah lagi pada kehamilan minggu ke-37 sampai 40.
Jika setelah itu cairan ketuban tetap bertambah bahkan hingga berlebihan, ini dikenal dengan sebutan polihidramnion.
Kondisi ini biasanya dialami oleh ibu hamil di trimester ketiga. Namun pada kasus tertentu, ada juga yang mengalaminya di trimester pertama dan kedua.
Apakah ini berisiko bagi Mama dan janin? Yuk, simak informasi mengenai bahaya bila kelebihan air ketuban saat hamil yang berhasil Popmama.com rangkum.
Apa itu Polihidramnion atau Air Ketuban Terlalu Banyak?
Polihidramnion mengacu pada jumlah cairan ketuban yang berlebihan di dalam rahim. Ginjal janin menghasilkan cairan ketuban yang mengalir ke rahim melalui urin janin.
Janin kemudian menelan cairan dan menyerapnya kembali dengan gerakan pernapasannya. Tindakan menelan ini membantu menyeimbangkan jumlah cairan ketuban di dalam rahim.
Proses ini menjaga keseimbangan dinamis antara produksi dan penyerapan cairan ketuban. Ketika gangguan memengaruhi keseimbangan cairan ketuban, komplikasi bisa dialami ibu hamil dan janin.
Editors' Pick
Tanda-Tanda Ibu Hamil Mengalami Kelebihan Air Ketuban
Ibu hamil yang mengalami ini seringkali tidak memiliki tanda atau gejala. Tetapi ada yang mengalami kesulitan bernapas, hingga kontraksi prematur. Jika mengalami polihidramnion yang parah, Mama mungkin merasakan nyeri di perut. Selain itu, janin juga mungkin berada dalam posisi yang tidak baik, seperti sungsang.
Ketika rahim lebih besar dari yang diperkirakan untuk usia janin, ini bisa menunjukkan bahwa ada terlalu banyak cairan ketuban. Ini juga terlihat dari ukuran perut yang membesar dengan cepat.
Penyebab Kelebihan Air Ketuban
Polihidramnion dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:
- Kehamilan ganda, yaitu ibu hamil yang memiliki dua atau lebih janin dalam kandungan.
- Diabetes gestasional.
- Janin mengalami kesulitan menelan cairan ketuban.
- Janin menghasilkan peningkatan jumlah urin.
- Malformasi kongenital, seperti penyumbatan saluran cerna atau saluran kemih janin, atau perkembangan abnormal otak dan sumsum tulang belakang.
- Komplikasi yang memengaruhi susunan genetik janin, paru-paru, atau sistem saraf.
- Infeksi pada janin.
- Terdapat masalah pada plasenta.
- Penumpukan cairan pada bagian tubuh tertentu janin.
- Janin mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia.
Terkadang, dokter mungkin tidak menemukan penyebab pasti polihidramnion yang Mama alami.
Risiko pada Mama dan Janin
Penelitian telah mengaitkan polihidramnion dengan peningkatan risiko komplikasi tertentu untuk ibu hamil dan janin.
Kemungkinan komplikasi bagi ibu hamil termasuk:
- Proses persalinan lebih panjang,
- kontraksi prematur yang menyebabkan kelahiran prematur,
- pemisahan prematur plasenta dari dinding rahim,
- air ketuban pecah terlalu awal,
- sulit bernapas,
- perdarahan yang tidak terkontrol setelah persalinan.
Kemungkinan komplikasi untuk janin termasuk:
- Kelainan bawaan,
- ukuran atau posisi abnormal, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam persalinan,
- posisi tali pusat yang berbahaya, yang dapat menyebabkan tali pusat terperangkap pada janin, sehingga membatasi pasokan oksigen,
- dalam kasus yang paling parah, bisa terjadi kematian pada janin.
Diagnosis dan Penanganan
Dokter mendiagnosis polihidramnion sebelum bayi lahir. Untuk membuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan USG. Dengan menggunakan gelombang ultrasonik, dokter akan mengukur jumlah cairan ketuban di dalam rahim dan memeriksa apakah ada kelainan pada janin.
Dokter juga dapat melakukan tes pada ibu hamil untuk masalah yang dapat menyebabkan polihidramnion. Tes-tes ini mungkin termasuk:
- Tes darah untuk memeriksa diabetes gestasional atau infeksi.
- Sebuah prosedur yang disebut amniosentesis, di mana dokter mengumpulkan sampel cairan ketuban dari rahim dan mengirimkannya ke laboratorium untuk analisis genetik.
Untuk mengobati polihidramnion, dokter berusaha mengurangi jumlah cairan ketuban di dalam rahim. Ini bisa memperpanjang kehamilan dan mengurangi risiko pada ibu hamil.
Dokter dapat menggunakan salah satu metode berikut untuk mengurangi volume cairan:
- Pengurangan amniosentesis, juga disebut amnioreduksi. Ini adalah prosedur di mana dokter mengambil cairan dari rahim. Namun, komunitas medis belum mencapai kesepakatan tentang berapa banyak cairan yang harus dikeluarkan atau seberapa cepat untuk mengeluarkannya.
- Pemberian obat-obatan untuk kondisi ini.
Polihidramnion dapat meningkatkan risiko komplikasi, jadi dokter biasanya akan memantau janin dengan hati-hati, dimulai pada usia kehamilan 32 minggu.
Pengobatan bertujuan untuk mengurangi kelebihan cairan ketuban. Dalam kebanyakan kasus, dokter akan memantau janin dengan cermat untuk memeriksa tanda-tanda komplikasi.
Nah, Mama sudah mengetahui mengenai risiko bagi ibu hamil dan janin apabila Mama mengalami kelebihan cairan ketuban saat hamil. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memeriksa kandungan dengan tepat waktu dan teratur. Sehingga dokter dapat mengambil tindakan dengan cepat untuk menangani komplikasi kehamilan yang terjadi.
Semoga tetap sehat, Ma.
Baca juga:
- Waspada Kekurangan Air Ketuban di Akhir Kehamilan, Ini Penyebabnya!
- Jangan Sampai Terjadi, Ini Dia Fakta tentang Ketuban Pecah Dini
- 5 Cara Alami Tingkatkan Jumlah Cairan Ketuban Ibu Hamil