Penyebab Retensio Plasenta, Plasenta Lengket di Rahim saat Persalinan
Setelah diketahui penyebabnya, maka bisa diketahui cara penanganannya tapi sebisa mungkin dicegah ya
9 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Plasenta atau sering juga disebut ari-ari adalah suatu organ yang tumbuh pada saat perempuan hamil. Plasenta memiliki peran penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa fungsi utama plasenta adalah sebagai berikut:
- Menyalurkan makanan dari ibu hamil ke janin,
- mengedarkan darah,
- memproduksi hormon, baik hormon estrogen dan progesteron.
Plasenta akan ikut dilahirkan dan keluar ketika ibu hamil melahirkan bayinya. Namun pada beberapa kasus ada juga plasenta yang sulit keluar. Kondisi ini sering disebut dengan keadaan plasenta lengket di dinding rahim atau dalam istilah medis disebut dengan retensio plasenta.
Berikut Popmama.com merangkum informasi mengenai plasenta lengket atau retensio plasenta:
1. Apa itu plasenta lengket?
Plasenta lengket atau retensio plasenta adalah kondisi di mana plasenta tidak mudah dikeluarkan atau tertinggal sebagian di rahim saat proses persalinan berlangsung. Dapat dikatakan plasenta lengket jika plasenta belum juga dapat dilahirkan lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.
Plasenta yang lengket dapat membawa risiko pada ibu hamil seperti perdarahan yang dapat menyebabkan kematian pada saat proses melahirkan. Karena itulah plasenta lengket pada dinding rahim ini cukup menjadi kekhawatiran bagi ibu hamil.
Kondinya adalah plasenta tumbuh melekat terlalu dalam pada dinding rahim, dan pada kasus tertentu pertumbuhan plasenta dapat tumbuh tembus sampai ke usus atau kandung kemih, menurut penjelasan dr Delvira Parinding.
Apabila ibu hamil pernah mengalami retensio plasenta pada kehamilan sebelumnya, tidak menutup kemungkinan dapat mengalaminya kembali pada kehamilan kedua dan selanjutnya.
Editors' Pick
2. Penangan pada plasenta lengket
Penanganan awal bagi plasenta lengket yang dilakukan oleh tenaga medis adalah memasukkan tangan ke dalam rahim untuk melepaskan dan mengeluarkan plasenta yang lengket.
Akan tetapi, jika cara ini gagal setelah dicoba beberapa kali maka tidak ada jalan lain selain melakukan histerektomi pada ibu hamil atau pengangkatan rahim karena jika tidak, pasien akan terus mengalami perdarahan dan berisiko meninggal dunia.
Jika diketahui lebih dini, ibu hamil bisa dianjurkan untuk menjalankan persalinan menggunakan metode operasi caesar.
3. Penyebab plasenta lengket
Penyebab plasenta lengkep hingga kini tidak diketahui dengan jelas, tetapi diketaui banyak faktor yang dapat menyebabkan plasenta janin lengket di dinding rahim, di antaranya:
- Kontraksi rahim yang buruk,
- tidak mendapatkan nutrisi yang baik selama kehamilan,
- posisi perlekatannya yang tidak baik,
- hipertensi selama kehamilan,
- ukuran plasenta terlalu kecil,
- kontraksi yang tidak kuat,
- riwayat kuret dan caesar,
- kehamilan di usia lanjut dan telah mengalami beberapa kali kehamilan,
- riwayat infeksi rahim,
- ketuban pecah dini,
- kehamilan bayi kembar,
- riwayat pernah mengalami retensio plasenta,
- perlekatan plasenta yang terlalu dalam, hingga mencapai dasar endometrium, jaringan otot (inkreta), atau selaput luar rahim (perkreta).
Ibu hamil yang pernah memiliki riwayat retensio plasenta di kehamilan sebelumnya, sebaiknya rutin melakukan kontrol kehamilan pada dokter spesialis kandungan. Ini untuk mencegah terjadinya pengulangan plasenta lengket di kehamilan yang saat ini sedang berlangsung.
Jika sudah terjadi, maka bisa diketahui secara dini dan sebisa mungkin dilakukan pencegahan plasenta lengket agar tidak terulang kembali.
4. Cara mencegah plasenta lengket
Plasenta lengket merupakan salah satu penyebab komplikasi perdarahan pasca persalinan. Itu sebabnya ibu hamil harus waspada akan kondisi ini.
Plasenta lengket umumnya tidak menunjukkan gejala selama kehamilan, namun sebagian kasus bisa menyebabkan perdarahan saat memasuki usia kehamilan trimester ketiga.
Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk mencegah agar tidak terjadi plasenta lengket, namun dapat dilakukan deteksi dini melalui pemeriksaan USG berkala serta bila memang memiliki risiko tinggi dapat disarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar.
Tujuan utama operasi caesar pada pasien plasenta lengket adalah mencegah perdarahan pasca kehamilan yang dapat membahayakan nyawa sang Mama.
Cara mencegah retensio plasenta yang bisa dilakukan antara lain:
- Konsumsi obat atau suplemen kehamilan agar kondisi kehamilan sehat sesuai harapan,
- konsumsi makanan bergizi mengandung kaya protein, DHA, asam folat, lemak baik, multivitamin, dan omega-3,
- istirahat yang cukup,
- hindari stres dan mampu mengelola faktor penyebab stres,
- tangani penyakit-penyakit penyerta bila ada seperti hipertensi dan preeklampsia,
- periksa ke dokter kandungan secara rutin dan melakukan USG sesuai anjuran dokter.
Itulah penyebab dan cara mengatasi serta mencegah retensio plasenta saat persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Tak Disangka, Ini 6 Fungsi Plasenta untuk Ibu Hamil dan Janin
- Mengenal 4 Jenis Plasenta Previa dan Faktor Penyebab selama Kehamilan
- Waspada Solusio Plasenta, Lepasnya Plasenta Sebelum Kelahiran