Kehamilan Minggu ke-39
Memasuki kehamilan minggu ke-39, tanda-tanda persalinan semakin terasa
5 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan Janin pada Kehamilan Minggu ke-39
Memasuki minggu ke-39, bayi di dalam rahim memiliki panjang sekitar 49 cm hingga 53 cm dari kepala hingga ke kaki. Sementara itu, beratnya bisa sekitar 3,3 kg.
Jika sebelumnya kulit janin masih berupa jaringan transparan, kini bayi menumbuhkan lapisan baru yang lebih kuat dan terlihat lebih padat. Pertumbuhan kulit ini berfungsi untuk melindungi organ dalam bayi dan membantu mengontrol suhu tubuhnya saat lahir.
Kulit bayi juga akan dilapisi zat putih seperti lilin yang disebut vernix caseosa. Lapisan ini membantu melindungi kulit dan memudahkan bayi saat melewati jalan lahir. Dengan kata lain, vernix caseosa bisa menjadi selimut atau pelindung pertama bayi saat baru lahir.
Pada minggu ke-39, organ bayi sudah mulai terbentuk sempurna dan mampu berfungsi secara normal di luar rahim. Maka dari itu, di minggu ini si Kecil siap untuk dilahirkan kapan saja.
Namun, otak dan paru-paru bayi masih terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Di minggu ini, sistem kekebalan tubuh bayi juga semakin kuat. Ini karena selama kehamilan, Mama memberikan antibodi kepada bayi untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya dan membantu bayi melawan penyakit dan infeksi.
Editors' Pick
Bagaimana Kehamilan Minggu ke-39 Mengubah Kehidupan Mama?
Di kehamilan minggu ke-39, Mama mungkin masih mengalami sebagian besar gejala kehamilan di minggu-minggu sebelumnya. Namun, di minggu ini tubuh Mama semakin siap untuk melahirkan si Kecil.
Di minggu ini, Mama mungkin akan merasakan nyeri yang menjalar dari vagina ke bawah kaki. Jangan khawatir, itu merupakan lightning crotch atau nyeri selangkangan yang disebabkan oleh bayi yang menekan saraf panggul. Itu pertanda bahwa Mama semakin dekat dengan waktu persalinan
Memasuki minggu ke-39, posisi bayi kemungkinan besar menunduk dan terletak di bawah panggul mama.
Saat kepala bayi semakin dekat dengan serviks, maka akan menimbulkan tekanan yang membantu mempersiapkan serviks untuk mulai melembut, memendek, dan menipis. Proses ini disebut dengan pematangan atau penipisan serviks.
Selain menipis, serviks jika akan membuka atau melebar yang umumnya disebut sebagai dilatasi. Bagi sebagian ibu hamil, penipisan dan pelebaran serviks terjadi secara perlahan tapi pasti selama berminggu-minggu.
Setelah ibu hamil memasuki proses persalinan aktif, maka pembukaan serviks akan berlangsung lebih cepat.
Tanda-tanda lain yang mungkin akan Mama alami saat memasuki kehamilan minggu ke-39 adalah diare.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh peningkatan hormon prostaglandin yang membantu mempersiapkan serviks untuk persalinan dan kelahiran, tetapi hormon ini juga dapat menyebabkan tinja menjadi encer.
Selain itu, bersiaplah jika air ketuban mama pecah, karena ini bisa terjadi kapan saja. Segera hubungi dokter kandungan jika Mama merasakan pecah ketuban, baik cairan yang keluar sedikit maupun banyak.
Jika air ketuban mama pecah tetapi tidak ada kontraksi, dokter mungkin akan menyarankan Mama untuk diinduksi.