Kehamilan Minggu ke-40
Ini yang harus Mama lakukan saat kehamilan memasuki minggu ke-40
7 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan Janin pada Kehamilan Minggu ke-40
Memasuki minggu ke-40, bayi di dalam rahim memiliki panjang sekitar antara 48 cm hingga 56 cm dari kepala hingga ke kaki. Berat bayi bisa berkisar antara 3 kg hingga 4 kg. Selain itu, pertumbuhan rambut dan kuku bayi juga akan semakin memanjang.
Di minggu ini, si Kecil sudah siap untuk dilahirkan dan hidup di luar rahim. Semua organ tubuh dan refleks sudah berfungsi dengan baik.
Jadi, perkembangan janin di minggu ini hanyalah menyempurnakan organ tubuh dan refleksnya saja sebelum ia dilahirkan. Perkembangan berat dan panjang badan bayi juga akan melambat, mengingat hari persalinan sudah di depan mata.
Meskipun bayi mungkin merasa sempit di dalam rahim, namun seharusnya Mama masih bisa merasakan gerakannya. Jika Mama merasakan adanya perubahan pada gerakan bayi atau tidak ada pergerakan sama sekali, sebaiknya segera hubungi dokter kandungan.
Di kehamilan 40 minggu, bayi juga masih memerlukan antibodi dari tubuh Mama yang diperlukan untuk melawan infeksi selama enam bulan pertama kehidupannya.
Namun, saat Mama menyusui, ASI akan memberikan lebih banyak antibodi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Terutama kolostrum, yaitu ASI pertama kali yang diproduksi setelah melahirkan yang berwarna kekuningan.
Cairan ini mengandung antibodi, rantai antimicrobial hingga protein. Kolostrum dapat Mama berikan pada hari pertama dan kedua di waktu 5-10 menit per payudara sampai hari ketujuh.
Saat baru lahir, penglihatan bayi akan kabur dan itu merupakan hal yang normal. Penglihatan bayi baru lahir hanya sekitar 20/400, yang artinya hanya dalam jarak 6 meter.
Sedangkan penglihatan orang normal dapat melihat benda di jarak 400 feet atau 120 meter. Maka dari itu, penting bagi Mama dan Papa untuk sering menyapa dan mengajak si Kecil berbicara sejak dini agar ia dapat mengenali suara orangtuanya dengan baik.
Editors' Pick
Bagaimana Kehamilan Minggu ke-40 Mengubah Kehidupan Mama?
- Apakah Mama akan mengalami keterlambatan persalinan?
Sebelumnya, dokter mungkin sudah menentukan tanggal perkiraan lahir, namun si Kecil belum juga menunjukkan tanda-tanda akan dilahirkan. Jangan dulu khawatir, Ma. Sekitar 30 persen kehamilan membutuhkan waktu lebih dari 40 minggu untuk melahirkan.
Kasus yang bisa dianggap sebagai persalinan yang terlambat atau overdue pregnancy adalah saat bayi lahir dalam usia kehamilan di atas 42 minggu. Jadi, biasanya dokter akan mengambil tindakan sebelum kehamilan Mama memasuki usia 42 minggu.
- Kontraksi semakin sering
Memasuki usia kehamilan 40 minggu, Mama mungkin akan semakin sering mengalami kontraksi. Jika kontraksi tidak disertai dengan rasa sakit, itu berarti kontraksi braxton hicks atau kontraksi palsu.
Namun, jika Mama mengalami kontraksi yang disertai nyeri dan baby bump terasa mengencang itu berarti kontraksi asli dan Mama mulai memasuki waktu persalinan.
Proses persalinan dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah adalah saat Mama mengalami kontraksi dan leher rahim terbuka sampai 10 cm. Tahap pertama ini berlangsung sekitar 6-12 jam. Tahap kedua adalah proses melahirkan bayi. Tahap ketiga adalah saat plasenta keluar dari rahim.
- Rasa nyeri dan sakit
Di kehamilan 40 minggu, Mama mungkin juga merasakan nyeri pada punggung, sakit perut atau kram seperti sedang mengalami masa pramenstruasi. Kondisi ini bisa semakin terasa intens dan sakit setelah pembukaan semakin mendekati sempurna.
- Pecah ketuban
Memasuki minggu akhir kehamilan, Mama mungkin merasa cemas saat sedang berada di tempat umum atau di tempat yang ramai karena takut ketuban pecah secara tiba-tiba.
Perlu Mama ketahui bahwa hanya kurang dari 15% ibu hamil yang pecah ketuban sebelum persalinan. Selain itu, jika ketuban pecah di depan umum, biasanya tidak langsung mengeluarkan banyak cairan sekaligus, melainkan cairan yang keluar lambat, dan hanya menetes perlahan.
- Cara membedakan ketuban pecah dengan urine
Cairan ketuban biasanya tidak berwarna dan tidak berbau. Jika cairan yang keluar terlihat kekuningan dan berbau amonia, maka kemungkinan itu adalah urine.
Selain itu, tidak seperti urine, aliran air ketuban dari vagina tidak dapat dikendalikan. Air ketuban akan terus keluar walaupun Mama berusaha untuk menahannya.
Sementara itu, jika ketuban pecah dan cairannya berwarna hijau atau cokelat, sebaiknya Mama segera menghubungi dokter kandungan, karena ada kemungkinan bayi buang air besar (mekonium) di dalam rahim.
- Ukuran panggul
Tak sedikit ibu hamil yang merasa cemas dan takut menghadapi persalinan. Apalagi saat mengetahui bahwa ukuran janin di kehamilan di usia 40 minggu sudah seperti ukuran labu kecil. Bagaimana bisa bayi sebesar itu keluar dari vagina?
Perlu Mama ketahui bahwa faktor utama yang mempengaruhi proses persalinan adalah besarnya panggul, bukan berat badan Mama. Selain itu, pada dasarnya sebagian besar bayi yang baru lahir cocok dengan ukuran tubuh ibunya. Jadi, jika Mama memiliki tubuh yang kecil, kemungkinan besar tubuh bayi juga kecil.
Vagina juga akan meregang saat proses persalinan karena elastisitas yang dimilikinya. Kemudian, vagina akan kembali mengencang lagi usai persalinan. Mama bisa membuat proses ini menjadi lebih maksimal dengan melakukan senam kegel, baik sebelum maupun sesudah melahirkan.