Ini Bahaya Perdarahan Antepartum yang Harus Diwaspadai
Sekecil apapun perdarahan yang dialami ketika hamil, harus ditindak segera
10 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perdarahan adalah kondisi kesehatan yang harus dihindari oleh ibu hamil. Salah satu perdarahan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan adalah perdarahan antepartum.
Bagaimana gejalanya dan apa penyebabnya? Berikut Popmama.com mengulas informasi tentang perdarahan antepartum saat hamil:
Apa itu Perdarahan Antepartum?
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu. Perdarahan ini terjadi melalui vagina dan tidak dapat disepelekan begitu saja. Perdarahan antepartum harus cepat ditindaklanjuti karena merupakan kondisi gawat darurat. Bila tidak segera ditindaklanjuti, dapat mengakibatkan kematian, baik pada ibu maupun pada janinnya.
Editors' Pick
Penyebab Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum sebagian besar didiagnosis akibat plasenta previa, persalinan prematur, gangguan pada leher rahim, ataupun robekan plasenta. Meskipun begitu, 50 persen kasus perdarahan antepartum tidak diketahui penyebab pastinya, walaupun dokter telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Gejala Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum ditandai dengan darah yang mengucur melalui vagina. Nyeri yang menyertai juga bisa menjadi salah satu tandanya, tetapi ada juga yang tidak terasa sakit. Jika ada rasa nyeri, kemungkinan disebabkan karena robekan plasenta. Jika tidak, plasenta previa bisa jadi penyebabnya.
Gejala lain yang mengiringi perdarahan ini adalah kontraksi rahim dan syok hipovolemik karena kehilangan banyak darah. Tanda-tanda syok hipovolemik adalah linglung, pucat, keringat dingin, lemas, pingsan, dan napas cepat.
Pada sebagian ibu hamil yang mengalami perdarahan antepartum biasanya tidak menunjukkan gejala apapun, sampai akhirnya diketahui kondisinya sudah sangat parah.
Seberapa Besar Perdarahan yang Dialami?
Ada tiga klasifikasi untuk mengkategorikan perdarahan yang dialami, yaitu:
- Perdarahan besar: tubuh kehilangan darah lebih dari 1.000 ml, dengan atau tanpa tanda-tanda syok.
- Perdarahan sedang: tubuh kehilangan darah sebanyak 50-1.000 ml dan tidak disertai tanda-tanda syok.
- Perdarahan kecil: tubuh kehilangan darah kurang dari 50 ml dan sudah berhenti dengan sendirinya.
Kondisi lain yang juga membahayakan adalah gawat janin, yaitu di mana adanya indikasi berkurangnya volume darah. Apabila terjadi gawat janin, bayi harus segera dilahirkan tanpa perlu menimbang usia janin.
Apa yang Harus Dilakukan jika Terjadi Perdarahan Antepartum?
Perdarahan antepartum harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kematian ibu hamil. Jangan menyepelekan darah yang keluar dari vagina, meskipun itu hanya sedikit, karena bisa jadi perdarahan belum sepenuhnya keluar.
Segera larikan sang Ibu ke rumah sakit jika menemui tanda-tanda perdarahan. Dokter akan menggantikan darah dan cairan tubuh yang hilang akibat perdarahan melalui terapi cairan dan transfusi darah. Keputusan untuk melahirkan sang Bayi pun harus menunggu stabilnya kondisi sang Ibu.
Demikian informasi mengenai perdarahan antepartum yang harus Mama waspadai. Semoga Mama selalu sehat hingga waktu persalinan tiba, ya!
Baca Juga:
- Mengenal Membrane Sweep, Metode Induksi Alami yang Bisa Mama Pilih
- Waspada Bahaya Polusi Udara, Racun Tak Nampak yang Merusak Kehamilan
- Jangan Berlebihan, Ini Dampaknya jika Ibu Hamil Overdosis Vitamin!