5 Pemeriksaan Laboratorium Penting di Trimester Ketiga Kehamilan
Jangan sampai terlewat memeriksakan kondisi kesehatan Mama dan janin di fase ini
3 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Trimester ketiga kehamilan merupakan masa-masa krusial di mana sebentar lagi si Kecil akan lahir ke dunia. Di masa ini, sangat penting untuk memastikan kesehatan mama dan janin dalam kondisi baik dan sehat sebelum persalinan. Memastikannya lewat pemeriksaan laboratorium adalah salah satu hal yang bisa dijadikan acuan untuk melihat kondisi kesehatan mama dan si Kecil.
Selain melihat kondisi janin, pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil trimester ketiga juga dapat mengetahui sejauh mana kesiapan mama dalam menghadapi persalinan. Ini juga bisa menjadi acuan bagi dokter untuk menentukan proses persalinan seperti apa yang akan Mama jalani kelak.
Dilansir dari Kidshealth, berikut Popmama.com merangkum beberapa pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil trimester ketiga yang harus dilakukan.
1. Skrining glukosa
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa risiko diabetes gestasional yang dialami sang Mama. Diabetes gestasional merupakan bentuk diabetes jangka pendek yang berkembang pada beberapa perempuan selama kehamilan.
Penting untuk menjalani pemeriksaan ini, terutama karena diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi.
Editors' Pick
2. Tes streptokokus grup B
Antara minggu ke-35 dan ke-37 kehamilan, dokter akan memeriksa apakah Mama mengalami infeksi streptokokus grup B (GBS). Bakteri GBS secara alami ditemukan di vagina. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi baru lahir.
Tes ini dilakukan dengan mengambil sample dari vagina dan dubur. Apabila hasil tes positif, Mama harus segera memeriksakan diri segera setelah persalinan untuk mendapatkan antibiotik intravena (IV) yang akan membantu melindungi bayi dari infeksi.
3. Tes non-stres
Tes non-stres (NST) biasanya dilakukan dokter untuk memeriksa kesehatan janin pada kehamilan berisiko tinggi atau ketika tanggal kelahiran sudah lewat.
Tes ini dilakukan untuk melihat apakah bayi merespons rangsangan secara normal dan mendapatkan oksigen yang cukup. Bayi yang tidak merespons tidak selalu berarti ia dalam bahaya, tetapi tes lebih lanjut mungkin diperlukan.
4. Tes stres kontraksi
Tes ini merangsang uterus dengan pitocin, sebuah bentuk sintetis dari oksitosin (hormon yang dikeluarkan tubuh mama saat melahirkan). Tes stres kontraksi bertujuan untuk menentukan efek kontraksi pada denyut jantung janin. Apabila tes sebelumnya menunjukkan masalah, biasanya dokter akan merekomendasikan tes ini untuk melihat apakah denyut jantung bayi stabil selama kontraksi.
5. Skrining antibodi RBC
Golongan darah A, B, AB, atau O, dan Rh positif atau negatif, perlu diketahui oleh seorang ibu hamil sebelum melahirkan. Dengan mengetahui golongan darahnya, dapat meminimalkan risiko ibu dan bayi yang bermasalah karena golongan darah yang berbeda.
Skrining antibodi RBC juga penting dilakukan untuk melihat apakah antibodi Mama (antiglobulin) yang bereaksi dengan antigen (protein atau faktor) pada sel darah merah janin. Jika ditemukan adanya reaksi, dikhawatirkan menyebabkan kondisi serius yang disebut sebagai penyakit hemolitik pada bayi baru lahir atau hemolitic disease of the newborn (HDN).
Itulah beberapa pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil trimester ketiga yang harus dilakukan.
Untuk memutuskan pemeriksaan laboratorium mana yang tepat untuk Mama, konsultasikan dengan dokter tentang mengapa pemeriksaan tersebut dilakukan, risiko, dan manfaatnya. Semoga informasi ini membantu, Ma.
Baca juga:
- Wajib Tahu! Inilah Tes Kesehatan saat Pemeriksaan Kehamilan Pertama
- Ini Fungsi dan Risiko Pemeriksaan Amniocentesis bagi Kehamilan
- Mengapa Penting Menjalani Tes Antibodi Saat Pra-Kehamilan?