Ma, Ini Pentingnya Pemeriksaan Leopold di Akhir Masa Kehamilan
Jangan sampai melewatkan pemeriksaan Leopold, apalagi pemeriksaan rutin bulanan ya, Ma
4 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di dalam kandungan, si Kecil tidak berdiam diri. Meski belum mengenal dunia yang sebenarnya, tetapi ia sudah bergerak aktif di dalam sana. Keaktifan si Kecil biasanya semakin meningkat jelang kelahiran.
Posisi bayi dalam kandungan pun bisa berubah-ubah. Bisa miring, meringkuk, sungsang, dan lain-lain. Karena posisinya yang berubah-ubah itulah, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan Leopold sebelum melahirkan.
Berikut Popmama.com merangkum informasi tentang pemeriksaan Leopold yang penting dilakukan ibu hamil di akhir masa kehamilan sebelum melahirkan, dilansir dari perinatology.com:
Apa itu Pemeriksaan Leopold?
Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan dengan perabaan untuk melihat posisi bayi sebelum waktunya dilahirkan. Bukan sekadar untuk mengetahui posisinya, tetapi pemeriksaan Leopold bertujuan agar dokter atau bidan bisa menentukan bagaimana cara persalinan yang tepat sesuai posisi bayi.
Dari pemeriksaan ini dapat dilihat perkiraan usia kehamilan, ukuran dan berat bayi dalam kandungan.
Ada empat tahapan dalam pemeriksaan Leopold, yaitu:
Editors' Pick
1. Meraba bagian ujung
Dokter akan meletakkan tangan di bagian perut atas tepat di bagian atas rahim. Dokter akan merabanya untuk menentukan manakah ujung bayi yang berada di bagian atas rahim.
Apabila di bagian atas rahim adalah kepala yang terasa keras atau bokong janin yang terasa lembut, maka bayi berada dalam posisi vertikal. Jika tidak terasa kepala atau bokongnya, berarti bayi berada dalam posisi transversal.
Sekitar 95 persen bayi berada dalam posisi bokong berada di bagian atas rahim.
2. Meraba sisi perut
Di tahap kedua ini, dokter akan meletakkan tangan dan meraba di kedua sisi perut. Tepatnya area sekitar pusar. Pada tahapan ini, dokter akan mencari tahu ke mana posisi si Kecil menghadap, ke kanan atau kiri. Hal ini bisa diidentifikasi dari letak punggungnya. Punggung bayi terasa lebar dan keras, sementara bagian tubuh lainnya terasa tidak beraturan dan dapat bergerak.
3. Meraba perut bawah
Pada tahapan ini, dokter meraba perut bawah mama menggunakan jempol dan jari-jari salah satu tangannya. Tujuannya untuk melihat mana bagian tubuh janin yang berada di perut bawah. Apabila terasa keras, itu artinya kepala bayi berada di bagian bawah. Tetapi apabila terasa bergerak, bisa jadi itu adalah bagian kaki atau tungkai bayi. Jika perut bawah terasa kosong, kemungkinan bayi berada dalam posisi melintang dalam rahim.
Pemeriksaan tahapan ini dilakukan untuk melihat mana bagian janin yang dirasa paling dekat dengan jalan lahir, sekaligus memperkirakan jumlah volume air ketuban.
4. Meraba posisi kepala bayi
Ini adalah tahapan terakhir di mana dokter akan meraba perut bagian bawah dengan kedua telapak tangan. Di tahap terakhir ini, dokter akan melihat posisi kepala bayi apakah sudah turun ke rongga jalan lahir atau masih berada di area perut. Apabila kepala bayi sudah tidak terasa lagi dengan rabaan, berarti bayi sudah masuk penuh ke dalam rongga tulang panggul.
Pemeriksaan Leopold merupakan cara sederhana untuk memperkirakan posisi bayi. Namun, karena hanya melalui perabaan dan tidak bisa benar-benar menampilkan visualisasi yang detil, hasilnya pun bisa bervariasi. Untuk itulah sebaiknya pemeriksaan Leopold juga ditunjang dengan pemeriksaan lain, seperti USG.
Memeriksakan kehamilan secara rutin sangat penting untuk memantau perkembangan bayi dan juga kesehatan mama. Semoga informasi ini memberikan wawasan bagi Mama dalam mempersiapkan kelahiran ya.
Baca Juga:
- 3 Pertanyaan Penting Saat Mama Periksa Kehamilan Trimester Ketiga
- 10 Gangguan Kesehatan yang Terjadi Selama Kehamilan Trimester Ketiga
- Begini Posisi Tidur yang Baik untuk Ibu Hamil Saat Trimester Ketiga