Plasenta merupakan organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup janin di dalam kandungan. Janin mendapatkan oksigen dan nutrisi yang diperlukannya untuk bertumbuh melalui plasenta. Selain itu plasenta berfungsi pula sebagai jalan untuk membuang sisa-sisa pembuangan dari darah janin.
Plasenta menempel pada dinding rahim Mama, dan tali pusat bayi muncul darinya. Biasanya plasenta baru akan terlepas dari dinding rahim setelah Mama melahirkan sang Bayi. Namun, ada kondisi di mana plasenta terlepas terlebih dahulu. Kondisi ini disebut dengan solusio plasenta atau placental abruption. Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi lengkap seputar solusio plasenta yang wajib diketahui, dilansir dari healthline.com:
Apa itu Solusio Plasenta?
Freepik/tirachardz
Solusio plasenta merupakan kondisi di mana plasenta terlepas terlalu dini. Kondisi ini berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi bagi bayi maupun sang Mama. Bayi tidak bisa mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi selama dalam kandungan. Sementara bagi sang Mama, dapat mengalami perdarahan hebat yang membahayakan nyawa.
Menurut March of Dimes, diperkirakan 1 dari 100 wanita mengalami solusio plasenta. Penting untuk mengenali gejala solusio plasenta, sehingga Mama dapat mencegah dan mencari pertolongan segera.
Editors' Pick
Gejala Solusio Plasenta
https://fupicsa.pw/
Gejala utama solusio plasenta adalah perdarahan vagina. Namun, terkadang darah dapat terperangkap di belakang plasenta sehingga tidak terjadi perdarahan. Gejala lain solusio plasenta, meliputi:
Rasa tidak nyaman
Sakit perut hebat atau sakit punggung tiba-tiba
Gejala-gejala ini akan memburuk seiring waktu. Segera hubungi dokter jika Mama mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika terjadi perdarahan vagina pada trimester ketiga.
Faktor Risiko dan Penyebab Solusio Plasenta
Freepik/freepic.diller
Hingga kini, para dokter belum tahu pasti apa penyebab solusio plasenta. Tetapi, Mama dengan faktor-faktor risiko berikut ini berpotensi lebih tinggi untuk mengalami solusio plasenta, yaitu:
Berusia di atas 35 tahun ketika hamil
Telah mengalami kehamilan beberapa kali
Mengalami cedera traumatis, seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau penganiayaan fisik
Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau abrupsi sebelumnya
Mengalami komplikasi kehamilan, seperti infeksi rahim, masalah tali pusat atau jumlah cairan ketuban yang tinggi
Merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang
Menurut March of Dimes, seorang wanita yang mengalami solusio plasenta sebelumnya, memiliki peluang 10 persen untuk mengalami lagi pada kehamilannya di masa mendatang. Akan tetapi, memiliki satu atau lebih dari faktor-faktor risiko di atas tidak berarti Mama pasti akan mengalami solusio plasenta.
Diagnosis Solusio Plasenta
Pxhere/CC0 Public Domain
Untuk mendiagnosis solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan USG. Dokter juga akan melakukan tes darah dan memantau janin.
Saat kehamilan, jika terjadi gejala-gejala seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dokter mungkin akan mencurigai Mama mengalami solusio plasenta. Tetapi, dokter hanya dapat benar-benar memastikannya setelah bayi dilahirkan. Selama masa itu, dokter akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk menentukan keputusan yang terbaik bagi Mama dan sang Bayi.
Beberapa informasi mengenai kondisi Mama dan bayi akan dipantau melalui USG, pencatatan detak jantung janin, dan tekanan darah Mama.
Mencegah Terjadinya Solusio Plasenta
Freepik
Menjaga kesehatan dan keselamatan selama hamil dapat mencegah terjadinya solusio plasenta. Hal ini termasuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat berkendara, tidak merokok dan mengonsumsi obat-obatan terlarang, serta menjaga tekanan darah agar selalu stabil.
Bila Mama memiliki faktor risiko dan terjadi gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat.
Semoga informasi ini dapat membuat Mama semakin waspada, ya.